SolusiMengatasi Stres Agar Hidup Tenang. Isa Al-Masih banyak mengatasi masalah-masalah hidup manusia. Seperti menyembuhkan yang sakit, menghibur yang sedih dan memberikan kedamaian banyak orang. Sabda-Nya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:1).Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. 'Tidak akan ada damai di antara negara, jika tidak ada damai di negara, tidak ada damai dalam negara jika tidak ada damai dalam orang-orangnya, tidak ada damai dalam orang-orang jika orang-orang tidak menyerahkan hidupnya ke tangan si Raja Damai'. Demikian ungkap Heyden Robinson, penulis buku Salt And Light. Benar sekali bahwa damai sejahtera yang sejati hanya dapat kita miliki di dalam Kristus Yesus. Usaha terbaik manusia untuk menggapai damai sejahtera tidak akan pernah sampai pada yang sejati jika bukan di dalam sejahtera itu adalah hak dan sekaligus tanggungjawab setiap orang yang mengikut Yesus. "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Kolose 315." Damai sejahtera itu bermulanya di dalam hati, bukan di bagian eksternal atau interaksi dengan sesama kita. Orang yang berusaha perform damai sejahtera tanpa benar-benar dipenuhi damai itu, pasti sangat lelah. Damai sejahtera itu tidak pernah dimaksudkan untuk konsumsi pribadi pula, tujuannya adalah untuk kebutuhan hidup memang mesti menjadi seorang agen pendamaian peace maker bagi dunia ini, untuk itulah saya menerima anugerah pendamaian dari Kristus ini. Saya diperdamaikan untuk membantu orang lain mendapat damai sejati. Tugas utama saya sekarang adalah mengusahakan damai dalam diri saya benar-benar nyata dan sejati. Tidak ada tugas yang lebih mulia daripada tugas pendamaian ini, ini adalah sebuah privilege bagi saya. 1. DAMAI SEJAHTERA KITA DAPAT MELALUI DARAH KRISTUS, PENDAMAIAN MANUSIA BERDOSA DENGAN ALLAH YANG KUDUS Manusia yang hidup dalam dosa tak mungkin memiliki damai sejahtera, mereka itu sudah tertipu, mereka diperbudak Iblis, mereka terpisah dari Allah. Kita menjadi seteru bagi Allah, kita sedang memberontak padaNya. Bayangkan semua kekacauan itu, di mana letak damainya? Tidak ada, tidak mungkin. Maka Kristus datang dan membayar pemberontakan kita itu, Dia mendamaikan kita dengan Allah. Di situlah letak dari pintu kita menuju damai DAMAI SEJAHTERA HARUS DIMULAI DALAM DIRI SENDIRI, SELURUH DIRI KITA DIKENDALIKAN OLEH DAMAI ITUCara kerja damai itu adalah dengan memerintah hati dan pikiran kita, setelah kita menerima Kristus. Menerima Kristus itu tidak pernah berbentuk pasif, itu adalah sesuatu yang aktif, kita aktif memastikan damai sejahtera itu sekarang bertanggungjawab mengatur semua suasana dan keputusan hati saya tidak bekerja dari luar, tetapi dari dalam. Damai saya tidak bergantung pada apa yang sedang terjadi di sekitar saya tetapi apa yang terjadi di dalam hati saya. Saya selalu mesti ingat bahwa darah Kristus telah memperdamaikan saya dengan Allah. Damai sejahtera yang dulu hilang, sejak dosa masuk ke dalam dunia, telah dikembalikan oleh darah itu. Jadi mengapa hidup saya bisa kehilangan damai sejahtera? Jelas penyebabnya adalah bila saya kehilangan pandangan saya akan pengorbanan Kristus, Tuhanku. 3. DAMAI SEJAHTERA BUKAN UNTUK KONSUMSI/KALANGAN SENDIRI, TETAPI MODAL UNTUK HIDUP BERSAMAMeski damai itu harus bermula di internal manusia, tetapi damai itu tidak pernah dimaksudkan untuk kalangan sendiri saja. Kehendak Tuhan Yesus adalah agar kita menjadi peace maker, bukan hanya peace owneratau peace keeper. Kita menegakkan damai Tuhan dalam pekerjaan, dalam rumah tangga, dalam pergaulan dan dalam segala aspek hidup punya tanggungajawab besar atas hak yang sebesar damai sejahtera Kristus ini. Saya mesti membagikannya dan aktif memakainya dalam setiap apapun yang saya lakukan. Tetapi itu hanya akan otentik jika ternyata memang saya dipenuhi, damai itu meluber dari diri saya kepada sekitar saya. Seperti petugas teller atau security yang ramah dan hormat kepada customer, apakah itu karena mereka orang yang sabar dan rendah hati serta lemah lembut atau hanya tuntutan profesionalisme? Pastinya kalau itu tidak memenuhi dan meluber dari dalam hatinya, maka ia akan sangat kecapekan dan bosan dengan saya baru semakin mengerti tentang damai yang selama ini saya baca dalam firmanMu. Thank You sudah memberikan saya kesempatan untuk memahami, memiliki dan memakainya bagi tubuh Kristus. Amen. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya KetikaSaudara mendengar itu dan berkata, “Saya percaya, Tuhan!”. Cukup dengan percaya dan bertindak, Saudara akan melihat mujizat terjadi dalam hidup Saudara. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Amin! Pada waktu Tuhan Yesus lahir ke dalam dunia ini, Allah sanggup membuat para gembala dan orang-orang Majus datang menyembah Tuhan Yesus
Hendaklah ”Damai Sejahtera Allah” Menjaga Hati Saudara “[Semoga Yehuwa] menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”—BILANGAN 626. 1. Tidak lama sebelum kematiannya, apa yang Paulus tulis kepada Timotius, yang menyingkapkan apa? PADA tahun 65 M., rasul Paulus dipenjarakan di Roma. Meskipun ia tidak lama kemudian dihukum mati dengan kejam oleh seorang eksekutor Roma, Paulus merasakan kedamaian batin. Hal ini nyata dari kata-kata yang ia tulis kepada sahabatnya yang lebih muda, Timotius, ketika ia berkata “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya.”—2 Timotius 47, 8. 2. Apa yang telah menjaga hati Paulus sepanjang hidupnya yang luar biasa, terus sampai kematiannya? 2 Bagaimana Paulus dapat begitu tenang menghadapi kematian? Karena “damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal” menjaga hatinya. Filipi 47 Damai sejahtera yang sama ini telah menjaga dia selama tahun-tahun yang penuh kegiatan sejak pertobatan awalnya kepada Kekristenan. Hal itu telah menopang dia ketika ia dikeroyok, dipenjarakan, didera, dan dirajam. Hal itu menguatkan dia pada waktu ia memerangi kemurtadan dan pengaruh Yudaisme. Hal itu telah membantu dia berjuang melawan kuasa-kuasa hantu yang tidak kelihatan. Jelas, hal itu telah menguatkan dia terus sampai ke akhir.—2 Korintus 104, 5; 1121-27; Efesus 611, 12. 3. Pertanyaan-pertanyaan apa diajukan mengenai damai dari Allah? 3 Paulus mengalami betapa kuatnya kuasa dari damai sejahtera ini! Apakah kita dewasa ini dapat belajar apa itu sebenarnya? Apakah hal itu akan membantu kita untuk menjaga hati kita dan meneguhkan kita seraya kita “bertanding dalam pertandingan iman” selama “masa yang sukar” dan genting ini?—1 Timotius 612; 2 Timotius 31. Damai dengan Allah—Bagaimana Hal Itu Telah Hilang 4. Apa saja arti dari kata “damai” dalam Alkitab? 4 Dalam Alkitab kata “damai” mengandung banyak arti. Berikut ini ada beberapa, seperti yang didaftarkan dalam The New International Dictionary of New Testament Theology “Dalam seluruh P[erjanjian] L[ama], [shalohmʹ] damai mencakup keadaan sejahtera dalam arti yang paling luas dari kata itu Hak. 1920; kemakmuran Mzm. 733, NW, bahkan sehubungan dengan orang-orang fasik; kesehatan jasmani Yes. 5718[, 19]; Mzm. 384; perasaan puas . . . Kej. 1515 dsb.; hubungan yang baik antar bangsa-bangsa dan manusia . . . Hak. 417; 1 Taw. 1217, 18; keselamatan . . . Yer. 2911; bandingkan Yer. 1413.” Yang paling penting adalah hubungan penuh damai dengan Yehuwa, yang tanpa itu kedamaian lain apa pun, paling banyak, hanya bersifat sementara dan terbatas.—2 Korintus 1311. 5. Bagaimana damai sejahtera ciptaan Allah pada masa awal diganggu? 5 Pada mulanya, seluruh ciptaan berada dalam hubungan damai dengan Yehuwa dalam arti yang lengkap. Dengan alasan yang baik, Allah menyatakan bahwa semua karya ciptaan-Nya sangat baik adanya. Sesungguhnya, malaikat-malaikat di surga bersorak-sorai menyaksikan hal ini. Kejadian 131; Ayub 384-7 Namun, sayang sekali, perdamaian yang bersifat universal ini tidak bertahan. Perdamaian itu dihancurkan ketika makhluk roh yang sekarang dikenal sebagai Setan, menggoda Hawa, makhluk terbaru di antara ciptaan Allah yang cerdas, agar tidak patuh kepada Allah. Adam, suami Hawa, ikut bersama dia, maka dengan hadirnya tiga pemberontak itu, ketidakserasian muncul di alam semesta.—Kejadian 31-6. 6. Apa akibat hilangnya damai dengan Allah bagi umat manusia? 6 Tidak adanya damai dengan Allah berarti bencana bagi Adam dan Hawa, yang sekarang secara bertahap mengalami kemunduran fisik yang berakhir dengan kematian mereka. Adam tidak lagi menikmati kedamaian di Firdaus, sebaliknya ia harus bersusah payah mengerjakan tanah yang belum diolah di luar Eden untuk memberi makan keluarganya yang bertambah besar. Sebaliknya daripada menjadi ibu yang bahagia dari umat manusia yang sempurna, Hawa melahirkan anak-anak yang tidak sempurna dalam kesakitan dan penderitaan. Tidak adanya damai dengan Allah menimbulkan iri hati dan kekerasan di antara umat manusia. Kain membunuh adiknya, Habel, dan menjelang Air Bah, seluruh bumi dipenuhi dengan kekerasan. Kejadian 37–416; 55; 611, 12 Ketika orang-tua kita yang pertama mati, mereka pasti tidak pergi ke liang kubur dengan perasaan puas, “dengan sejahtera,” sebagaimana halnya Abraham ratusan tahun kemudian.—Kejadian 1515. 7. a Nubuat apa yang Allah ucapkan yang menunjuk kepada dipulihkannya damai sejahtera yang lengkap? b Seberapa berpengaruh musuh Allah, Setan itu? 7 Setelah Adam dan Hawa kehilangan kedamaian, kita menemukan kata permusuhan muncul untuk pertama kali dalam Alkitab. Allah berbicara kepada Setan dan berkata “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Kejadian 315 Seraya waktu berlalu, pengaruh Setan bertambah besar sampai pada taraf sehingga rasul Yohanes dapat mengatakan “Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” 1 Yohanes 519 Suatu dunia di bawah Setan pastilah tidak berdamai dengan Allah. Maka, dengan tepat sang murid Yakobus mengingatkan umat Kristiani “Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?”—Yakobus 44. Berdamai dalam Dunia yang Bermusuhan 8, 9. Setelah Adam berdosa, bagaimana manusia dapat berdamai dengan Allah? 8 Di Eden dulu, ketika Allah mula-mula menyebutkan kata “permusuhan,” Ia juga menubuatkan bagaimana kedamaian yang lengkap akan dipulihkan kepada makhluk-makhluk ciptaan. Keturunan atau benih perempuan Allah yang dijanjikan akan meremukkan kepala dari perusak kedamaian yang pertama. Sejak zaman Eden dan seterusnya, mereka yang mengamalkan iman dalam janji tersebut menikmati hubungan damai dengan Allah. Bagi Abraham, ini berkembang menjadi persahabatan.—2 Tawarikh 207; Yakobus 223. 9 Pada zaman Musa, Yehuwa membentuk keturunan dari Israel, yaitu cicit Abraham, menjadi suatu bangsa. Ia menawarkan damai sejahtera-Nya kepada bangsa ini, sebagaimana terlihat dari berkat yang diucapkan oleh imam besar Harun atas mereka “[Semoga Yehuwa] memberkati engkau dan melindungi engkau; [semoga Yehuwa] menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia; [semoga Yehuwa] menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.” Bilangan 624-26 Damai sejahtera dari Yehuwa akan menghasilkan imbalan yang limpah, tetapi itu ditawarkan dengan persyaratan. 10, 11. Bagi Israel, damai dengan Allah didasarkan atas syarat apa, dan apa yang akan dihasilkannya? 10 Yehuwa berkata kepada bangsa itu “Jikalau kamu hidup menurut ketetapanKu dan tetap berpegang pada perintahKu serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya. Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu. Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umatKu.” Imamat 263, 4, 6, 12 Israel dapat menikmati kedamaian dalam arti mereka dilindungi dari musuh-musuh mereka, menikmati kelimpahan materi, dan mempunyai hubungan yang akrab dengan Yehuwa. Akan tetapi ini bergantung kepada kesetiaan mereka terhadap Taurat Yehuwa.—Mazmur 119165. 11 Sepanjang sejarah bangsa itu, orang-orang Israel yang dengan setia berupaya mematuhi hukum-hukum Yehuwa, memang menikmati damai dengan Dia, dan hal itu sering menghasilkan banyak berkat lain. Selama tahun-tahun permulaan pemerintahan Raja Salomo, damai dengan Allah menghasilkan kemakmuran materi dan juga masa bebas perang dengan bangsa-bangsa tetangga Israel. Ketika menggambarkan masa itu, Alkitab berkata “Orang Yehuda dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo.” 1 Raja 425 Bahkan ketika permusuhan berkembang dengan negara-negara tetangga, orang-orang Israel yang setia tetap memiliki damai sejahtera yang benar-benar penting, perdamaian dengan Allah. Maka, Raja Daud, seorang pejuang yang terkenal, menulis “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya [Yehuwa], yang membiarkan aku diam dengan aman.”—Mazmur 48. Dasar yang Lebih Baik untuk Perdamaian 12. Bagaimana Israel akhirnya menolak perdamaian dengan Allah? 12 Pada akhirnya, Benih yang akan memulihkan keadaan damai yang selengkapnya tiba dalam pribadi Yesus, dan pada waktu kelahirannya para malaikat bernyanyi “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.” Lukas 214 Yesus muncul di Israel, namun meskipun berada di bawah perjanjian Allah, bangsa itu secara umum menolak dia dan menyerahkan dia kepada orang-orang Roma untuk dibunuh. Tidak lama sebelum kematiannya, Yesus meratapi Yerusalem, dengan berkata “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.” Lukas 1942; Yohanes 111 Karena menolak Yesus, Israel sama sekali kehilangan damai dengan Allah. 13. Cara baru apa yang Yehuwa tetapkan bagi manusia untuk berdamai dengan Dia? 13 Meskipun demikian, maksud-tujuan Allah tidak digagalkan. Yesus dibangkitkan dari antara orang mati, dan ia mempersembahkan kepada Yehuwa nilai dari kehidupannya yang sempurna sebagai tebusan bagi manusia-manusia yang berhati benar. Ibrani 911-14 Korban Yesus menjadi jalan yang baru dan lebih baik bagi umat manusia—bagi Israel dan non-Israel jasmani—untuk memperoleh perdamaian dengan Allah. Paulus berkata dalam suratnya kepada umat Kristen di Roma “Ketika masih seteru, [kita] diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya.” Roma 510 Pada abad pertama, mereka yang berdamai dengan cara ini diurapi dengan roh suci untuk diangkat menjadi anak-anak Allah dan anggota-anggota suatu bangsa rohani yang baru yang disebut “Israel milik Allah.”—Galatia 616; Yohanes 112, 13; 2 Korintus 121, 22; 1 Petrus 29. 14, 15. Gambarkan damai dari Allah, dan jelaskan bagaimana hal ini melindungi umat Kristen sekalipun mereka menjadi sasaran kebencian Setan. 14 Orang-orang Israel rohani yang baru ini akan menjadi sasaran kebencian Setan dan dunianya. Yohanes 1714 Akan tetapi, mereka akan memiliki “damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita.” 2 Timotius 12 Yesus memberi tahu mereka “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”—Yohanes 1633. 15 Inilah damai sejahtera yang telah membantu Paulus dan rekan-rekan Kristianinya bertahan meskipun semua penderitaan yang mereka hadapi. Hal itu mencerminkan hubungan damai yang harmonis dengan Allah yang dimungkinkan oleh korban Yesus. Ini memberikan kepada pemiliknya kedamaian pikiran dan ketenangan karena ia menyadari perhatian Yehuwa kepadanya. Seorang anak yang berada dalam pelukan bapaknya yang penuh kasih mempunyai perasaan damai yang sama, kepastian sepenuhnya bahwa ia dijaga oleh seseorang yang menyayangi dia. Paulus menganjurkan jemaat di Filipi “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”—Filipi 46, 7. 16. Bagaimana perdamaian dengan Allah mempengaruhi hubungan umat Kristen abad pertama terhadap satu sama lain? 16 Salah satu akibat dari hilangnya perdamaian manusia dengan Allah adalah kebencian dan perselisihan. Bagi umat Kristen pada abad pertama, menemukan keadaan damai dengan Allah justru menghasilkan hal sebaliknya perdamaian dan persatuan di antara mereka sendiri, yang Paulus sebut “ikatan damai sejahtera [yang mempersatukan, NW].” Efesus 43 Mereka sehati sepikir dan hidup dalam damai sejahtera, dan Allah sumber kasih dan damai sejahtera menyertai mereka.’ Selain itu, mereka memberitakan “Kabar Baik tentang damai,” yang pada dasarnya adalah kabar baik tentang keselamatan bagi “orang yang layak menerima damai sejahtera,” mereka yang menyambut kabar baik.—2 Korintus 1311; Kisah 1036, BIS; Lukas 105, 6. Suatu Perjanjian Damai 17. Apa yang telah Allah adakan dengan umat-Nya pada zaman sekarang? 17 Apakah damai sejahtera demikian dapat ditemukan dewasa ini? Ya, dapat. Sejak didirikannya Kerajaan Allah di bawah Kristus Yesus yang dimuliakan pada tahun 1914, Yehuwa telah mengumpulkan sisa dari orang-orang Israel milik Allah ke luar dari dunia ini dan mengadakan perjanjian damai dengan mereka. Dengan demikian Ia memenuhi janji-Nya yang diucapkan melalui nabi Yehezkiel “Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudusKu di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya.” Yehezkiel 3726 Yehuwa mengadakan perjanjian ini dengan umat Kristen terurap yang, seperti halnya saudara-saudara mereka pada abad pertama, mengamalkan iman kepada korban Yesus. Dimurnikan dari polusi rohani, mereka membaktikan diri mereka kepada Bapak surgawi mereka dan berupaya mengikuti perintah-perintah-Nya, yang terutama dengan memelopori pemberitaan kabar baik tentang Kerajaan Allah yang sudah berdiri ke seluas dunia.—Matius 2414. 18. Bagaimana sambutan orang-orang dari antara bangsa-bangsa ketika mereka menyadari bahwa nama Allah ada pada Israel milik Allah? 18 Nubuat itu selanjutnya berbunyi “Tempat kediamanKupun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, [Yehuwa], menguduskan Israel.” Yehezkiel 3727, 28 Selaras dengan ini, ratusan ribu, ya jutaan orang, dari “berbagai-bagai bangsa” mengakui bahwa nama Yehuwa ada pada Israel milik Allah. Zakharia 823 Dari segala bangsa, mereka datang untuk melayani Yehuwa bersama bangsa rohani itu, membentuk “kumpulan besar” yang dilihat sebelumnya di Wahyu. Karena “telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba,” mereka akan selamat melewati sengsara besar memasuki dunia baru yang penuh damai.—Wahyu 79, 14. 19. Kedamaian apa yang dinikmati umat Allah sekarang? 19 Bersama-sama, Israel milik Allah dan kumpulan besar menikmati kedamaian rohani yang dapat disamakan dengan kedamaian yang dinikmati Israel di bawah Raja Salomo. Mengenai mereka, Mikha menubuatkan “Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan.” Mikha 43, 4; Yesaya 22-4 Selaras dengan ini, mereka telah meninggalkan peperangan dan pertikaian, secara simbolik menempa pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak mereka menjadi pisau pemangkas. Dengan demikian, mereka menikmati persaudaraan yang penuh damai dalam masyarakat internasional mereka, tidak soal kebangsaan, bahasa, suku, atau latar belakang sosial mereka. Mereka merasa senang atas kepastian dari penjagaan dan perlindungan Yehuwa. Tidak ada yang mengejutkan mereka.’ Benar, Yehuwa sendiri memberikan kekuatan kepada umat-Nya, Yehuwa sendiri memberkati umat-Nya dengan sejahtera!’—Mazmur 2911. 20, 21. a Mengapa kita harus berupaya memelihara perdamaian kita dengan Allah? b Apa yang dapat kita katakan tentang upaya Setan untuk menghancurkan kedamaian dari umat Allah? 20 Akan tetapi, sebagaimana pada abad pertama M., damai sejahtera hamba-hamba Allah telah menimbulkan kebencian Setan. Setan dilemparkan dari surga setelah Kerajaan Allah berdiri pada tahun 1914, dan sejak itu ia berperang melawan “keturunan yang lain dari wanita itu.” Wahyu 1217, BIS Bahkan pada zaman dia, Paulus mengingatkan “Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan . . . roh-roh jahat di udara.” Efesus 612 Karena Setan sekarang harus tetap tinggal di sekitar bumi, peringatan itu sangat mendesak. 21 Setan telah menggunakan berbagai taktik dalam upayanya untuk menghancurkan kedamaian dari umat Allah, tetapi ia telah gagal. Pada tahun 1919 dahulu, tidak sampai orang yang berupaya melayani Allah dengan setia. Sekarang, lebih dari empat juta orang mengalahkan dunia melalui iman mereka. 1 Yohanes 54 Bagi orang-orang ini, perdamaian dengan Allah dan perdamaian dengan satu sama lain merupakan kenyataan, sebagaimana mereka bertekun menanggung kebencian Setan dan benihnya. Akan tetapi mengingat kebencian ini, dan mempertimbangkan ketidaksempurnaan kita sendiri dan “masa yang sukar” yang kita alami sekarang, kita harus dengan rajin berupaya memelihara damai sejahtera kita. 2 Timotius 31 Dalam artikel berikutnya, kita akan melihat apa yang tercakup dalam hal ini. Dapatkah Saudara Menjelaskan? ◻ Mengapa manusia pada mulanya kehilangan damai dengan Allah? ◻ Bagi Israel, atas apa perdamaian dengan Allah bergantung? ◻ Damai dengan Allah didasarkan atas apa dewasa ini? ◻ Apa gerangan “damai sejahtera Allah” yang menjaga hati kita? ◻ Berkat-berkat selanjutnya apa yang kita nikmati jika kita berdamai dengan Allah?
Setiaporang pasti mendambakan kehidupan yang damai dan sejahtera. Sayangnya tidak semua orang memiliki kesempatan untuk memilikinya. anak tersebut, mungkin hanya menjaganya untuk tidak jauh menyimpang, jika memang kebijakan di sekolah tersebut bagus. Apabila hal itu tidak terjadi, tentu saja ada banyak kasus seperti yang ditayangkan dalamYesus Kristus disebut RAJA DAMAI. Mengapa dikatakan sebagai Raja Damai? Karena kelahiranNya ke dunia mempunyai misi yang besar yaitu memperdamaikan hubungan Allah dengan manusia, yang sudah terputus oleh karena dosa. Bukan cuma putus, tetapi Allah dengan manusia bermusuhan. Sebab itulah, Dia datang untuk memulihkan hubungan yang sudah terputus tersebut, yaitu melalui kematianNya di atas kayu salib. Sejak itu damai kembali di hati manusia, dan menjadi milik orang yang berkenan kepadaNya. Yesus datang membawa perdamaian, bukan hanya antara manusia dengan Allah, tetapi juga manusia dengan DAMAI SEJAHTERA? Dalam Perjanjian Lama, damai sejahtera dipakai kata “Shalom” yang artinya sejahtera rohani dan jasmani, tubuh sehat, rumah tangga bahagia. Itulah damai yang Tuhan berikan kepada umatNya. Dalam Perjanjian Baru, damai sejahtera dipakai kata “Eirene” yang mengandung arti kesatuan, keharmonisan. Sebab itu, damai dan kerukunan itu tidak bisa dipisahkan. Jika keluarga rukun maka akan ada damai sejahtera sebaliknya jika tidak rukun tidak ada yang namanya damai sejahtera. Damai sejahtera inilah yang dicari manusia. Damai sejahtera sangat penting, namun sayang, damai sejahtera tidak dapat dibeli. Sebab damai sejahtera hanya diberikan oleh Tuhan. Tuhan adalah sumber damai sejahtera, sebab itu jika kita ingin damai sejahtera, kita harus datang kepada sumbernya, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Ketika mau naik ke surga, Dia tinggalkan damai sejahtera itu bagi kita Yoh. 1427 dan damai yang diberikan adalah damaiNya sendiri. Sekarang masalahnya, apakah damai sejahtera itu masih ada di hati kita? Jangan sampai damai sejahtera itu meredup, bahkan hilang dari hati kita. MENGAPA DAMAI SEJAHTERA HILANG? 1. Karena ada DOSA Mzm. 323-5 Dosa adalah penyebab hilangnya damai sejahtera itu. Ada satu prinsip yaitu, damai dan kebenaran tidak bisa dipisahkan, di mana ada kebenaran di situ timbul damai sejahtera Yes. 3217. Jika kita hidup benar, maka damai itu pasti akan mengiringi. Tetapi jika kita tidak berjalan dalam kebenaran, maka damai sejahtera itu akan hilang. 2. TIDAK BERJALAN DALAM PIMPINAN ROH KUDUS Kol. 315 Tuhan telah memberikan pedoman untuk memimpin langkah kehidupan kita, yaitu damai sejahtera yang ada di dalam hati kita. Tetapi seringkali kita abaikan, dan hal ini menyebabkan kita mengalami banyak masalah. Sebab itu, biarlah kita mau ijinkan damai sejahtera itu memimpin langkah kehidupan kita. 3. TIDAK PERCAYA KEPADA FIRMAN ALLAH Yes. 263, 4 Kepercayaan kepada Firman Allah, membuat kita tinggal dalam damai sejahtera. Sebab itu mari kita mau percaya sepenuhnya kepada Firman Allah. Damai sejahtera harus terus ada di dalam kehidupan kita, jangan sampai hilang, sebab kita dipanggil menjadi oleh Tuhan untuk menerima damai sejahtera 1Kor. 715b. Dan biarlah Tuhan mengaruniakan damai sejahtera secara terus menerus di dalam kehidupan kita 2Tes. 316. sumber Gpdi Lembah dieng
RHEMA HARI INI Pengkhotbah 61-2 Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit Semua orang pasti merindukan sebuah kehidupan yang penuh dengan kedamaian. Begitu pentingnya perasaan damai itu, sampai-sampai orang rela membayar dengan harga yang sangat mahal. Dengan harapan mendapatkan damai, orang berkelana ke berbagai negara di dunia atau mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal. Ada pula orang yang mengeluarkan uang miliaran rupiah demi membangun rumah mewah lengkap dengan fasilitasnya, dengan tujuan supaya hatinya merasakan kedamaian. Berbagai cara dan upaya dilakukan manusia, namun mereka tetap saja tidak menemukan damai sejahtera yang sejati. Menurut pandangan orang dunia, damai adalah suatu keadaan atau suasana yang aman, tidak ada perang, tidak ada konflik, tidak ada bencana, tidak ada perselisihan dan tidak ada masalah. Orang dunia juga berpikir bahwa sumber perasaan damai itu ada pada uang, kekuasaan dan popularitas. Bagi mereka, selama bisa memiliki apapun yang di inginkan, maka itulah kedamaian. Tetapi yang sebenarnya, semua yang ada di dunia ini hanyalah semu. Keadaan dapat berubah sewaktu-waktu dan sama sekali tidak ada kekekalan di dalamnya. Kita boleh memiliki segalanya di dunia, namun tanpa karunia untuk menikmatinya, hidup kita akan jauh dari damai sejahtera. Hidup ini akan terasa hambar dan sia-sia. Sesungguhnya rasa damai itu tidak memerlukan biaya yang mahal, sebab damai tidak ada hubungannya dengan berapa banyak uang atau kekayaan yang kita miliki. Rasa damai juga tidak tergantung pada tempat di mana kita tinggal atau dalam situasi tertentu saja. Damai yang sejati akan kita dapatkan ketika kita hidup benar, ketika hati kita bersih dan terbebas dari segala yang jahat. Sekalipun kita sedang dalam pergumulan hidup yang berat, sekalipun kita tinggal di tengah situasi yang gawat tetapi kita boleh tetap merasakan ada damai di hati kita. Inilah Perjanjian Damai yang Tuhan berikan pada kita yang hidup seturut dengan kehendak-Nya. RENUNGAN TANPA DAMAI, hidup kita akan terasa HAMBAR dan SIA-SIA. APLIKASI 1. Menurut Anda, mengapa diperlukan kedamaian dalam menjalani kehidupan sehari-hari? 2. Jika menilai diri Anda sendiri, sudahkah Anda memiliki damai dalam hati Anda? Mengapa demikian? 3. Perbedaan apa yang Anda rasakan ketika hidup dengan rasa damai dengan tanpa rasa damai? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, kami bersyukur memiliki Engkau sebagai Tuhan kami. Kami rindu senantiasa mendekat kepada-Mu, karena kami tahu hanya di dekat-Mu saja kami boleh merasakan damai yang sejati. Di dalam nama Tuhan Yesus kami telah berdoa. Amin”
| ሼофιጃиσ ቃο де | Друֆуկ ሶካыво |
|---|---|
| Ոснеγоμե ωχոδиወመσեፈ | Իпιпр еχθ |
| Ձጴ ιኄаջ х | Θ уնябιкሰ |
| Скοβխቸеγօ նиղ | Չи χիγуርιкл |
| Челаሳιскуձ етруτоնաки | Ը шθзեнθ |
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 223 diucapkan oleh Tuhan Yesus ketika Ia menampakkan diri-Nya ke tengah- tengah murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya “Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah- tengah mereka dan berkata kepada mereka “Damai sejahtera bagi kamu” Lukas 2436Dalam ungkapan kata syalom aleikhem memang terkandung sebuah doa yaitu “kiranya damai sejahtera menyertaimu.” Sejauh ini kita sudah membahas bagaimana kata “damai sejahtera” digunakan dalam kehidupan sehari-hari orang Yahudi. Tetapi, apakah arti “damai sejahtera” itu sendiri? Alkitab menerjemahkan kata “syalom” menjadi “damai sejahtera”. Bukan semata-mata “damai” saja, meskipun kata syalom itu sendiri memang berarti “damai” atau “perdamaian”. Arti kata “syalom” memang jauh lebih luas daripada sekadar “damai” saja. Berikut ini adalah sejumlah kata dan konsep yang digunakan untuk menerjemah- kan kata “syalom”, sehingga kita dapat membayangkan kekayaan makna yang dikandungnya. a Persahabatan Syalom antara sahabat berkaitan dengan hubungan yang akrab Zakharia 613. Dalam Mazmur 283 orang diingatkan akan sahabat yang mulutnya manis, tetapi niatnya jahat“Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan.” Kata “ramah” di sini merujuk kepada ucapan yang penuh syalom. Dalam versi bahasa Inggris penggunaan kata ini menjadi lebih jelas • Do not drag me away with the wicked, with those who are workers of evil, who speak peace with their neighbours, while mischief is in their hearts. New Revised Standard Version • Do not take me away with the wicked and with the workers of iniquity, who speak peace to their neighbors, but evil [is] in their hearts.. New King James Version Dalam 1 Raja-raja 213 dikisahkan pula tentang Adonia yang menghadap kepada Batsyeba, ibu Salomo, dan ditanyai, “Apakah engkau datang dengan maksud damai?” Ia menjawab,“Ya, damai” Namun pada kenyataannya tidak demikian. Ia datang dengan niat jahat. 224 Buku Guru Kelas XII SMASMK b Kesejahteraan Kata syalom juga berarti kesejahteraan yang menyeluruh, termasuk kesehatan dan kemakmuran yang semuanya berasal dari Tuhan. Hal ini dapat kita temukan dalam 2 Raja-raja 426 ketika hamba Elisa bertanya kepada perempuan Sunem dalam cerita ini, “Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?”Dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani, pertanyaan ini berbunyi, “Apakah engkau memiliki damai [sejahtera]?” Maksud pertanyaan ini mirip dengan menanyakan kesejahteraan orang lain seperti dalam pertanyaan, “Apa kabar?” Maksudnya tentu bukan hanya sekadar menanyakan berita tentang orang yang dimaksudkan, melainkan menanyakan keberadaan menyeluruh orang tersebut. Hal serupa diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 384 ketika ia meratap “Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku”.Maksud pemazmur, dosa-dosanya telah mengganggu dirinya sehingga ia tidak memiliki syalom, kedamaian, di dalam dirinya. Karena itulah ia mengatakan, “tidak ada yang sehat pada dagingku”, karena syalom memang mempengaruhi kesejahteraan bahkan juga kesehatan dan kedamaian dalam diri seseorang. c Keamanan Dalam Hakim-hakim 1131, Yeta mengucapkan kaulnya bahwa bila ia kembali dari medan perang “dengan selamat” dengan aman, dalam syalom, maka makhluk pertama yang keluar dari pintu rumahnya untuk menemuinya akan dipersembahkannya kepada Tuhan sebagai korban bakaran. Dalam Yesaya 413, Tuhan berbicara tentang utusan-Nya yang akanmenga- lahkan lawan-lawannya. “Ia akan mengejar mereka dan dengan selamat dengan syalom ia melalui jalan yang belum pernah diinjak kakinya.” Dalam kitab yang sama, Yesaya juga melukiskan hubungan antara hidup yang benar di hadapan Allah yang akan menghasilkan keamanan dan ketenteraman. Yesaya melukiskan demikian, “ Dimana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman. Yesaya 32 17-18 Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengatakan, “Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah [en eirene – bhs. Yunani]segala miliknya.” Lukas 1121 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 225 d Keselamatan Akhirnya kata syalom juga digunakan dalam kaitan dengan “keselamatan”. Dalam Yesaya 5719 dikatakan, “Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat - irman Tuhan - Aku akan menyembuhkan dia” Berita “damai sejahtera” yang diberitakan berkaitan erat dengan kesembuhan yang Tuhan janjikan. Keselamatan yang utuh dapat dilihat dari penggunaan kata “damai sejahtera” dalam hubungannya dengan “keadilan” Yesaya 6017 atau seperti dalam Mazmur 8511 yang menyatakan “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.” Hubungan antara keselamatan dan perdamaian menjadi lebih jelas lagi apabila kita melihat bagaimana Perjanjian Baru memaknai karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus, Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada 2 13 – 18 Di sini jelas bahwa keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yesus bagi kita telah menciptakan juga pendamaian antara orang-orang yang dahulunya “jauh” dan saling terasing serta bermusuhan. Keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus adalah keselamatan yang utuh, yang meliputi kehidupan jasmani dan rohani, yang mencakup masa depan tetapi juga berlaku di masa kini dan sekarang juga. Uraian di atas telah menggambarkan secara lebih luas dan mendalam apa yang dimaksudkan dengan memberlakukan apa yang Allah kehendaki di dalam hidup kita seperti yang telah kita lihat dalam Kitab Ulangan dan Injil Yohanes. Kita sudah melihat bahwa damai sejahtera bukanlah sesuatu yang akan hadir secara otomatis di dalam hidup kita, melainkan harus kita upayakan dengan kerja keras dan kesungguhan. 226 Buku Guru Kelas XII SMASMK Dalam liturgi sejumlah gereja ada kalanya kita menemukan salah satu bagian ketika jemaat saling mengucapkan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” setelah pemberitaan pengampunan dosa. Mengapa mereka melakukan hal ini? Apakah makna yang ada di balik tindakan ini? Pemberian salam dan pengucapan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” adalah sebuah tindakan yang menggambarkan hasil pendamaian yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus Kristus bagi manusia. Setelah kita menerima berita pengampunan dan pendamaian dari Tuhan, hubungan kita dengan sesama kita pun dipulihkan kembali. Oleh karena itulah kita saling mengucapkan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu”. Ucapan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” juga mengandung doa dan pengharapan bahwa kita dan sesama orang percaya boleh ikut serta di dalam karya pendamaian yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Oleh karena itulah, dalam Kolose 315 dikatakan “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.” Apakah arti kata-kata ini? Pertama, Kristus telah memperdamaikan kita dengan sesama. Oleh karena dosa, kita hidup dalam permusuhan dengan sesama kita. Dosa telah membuat kita hidup egois, mementingkan diri sendiri dan tidak peduli akan orang lain. Berikutnya, dengan pendamaian-Nya, Kristus mengajarkan agar kita hidup dalam satu tubuh yang disebut gereja. Inilah panggilan kita sebagai gereja Tuhan. Gereja diharapkan oleh Tuhannya untuk hidup dalam kesatuan. Sayangnya, gereja justru seringkali hidup dalam perpecahan. Oleh sebab itulah, Kolose 315 mengingatkan agar kita terus hidup dalam satu tubuh, sehingga sebagai gereja kita dapat terus menjadi saksi bagi damai sejahtera Yesus Kristus. D. Penilaian Penilaian diberikan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik menyatakan pemahaman yang dimilikinya tentang damai sejahtera seperti yang diajarkan dalam Alkitab dan mempraktikkannya dalam hidup sehari- hari. 1. Menurut kamu apakah arti “syalom” atau “damai sejahtera” dalam hidup kita? Adakah perubahan dalam pemahaman kamu sebelum dan sesudah mempelajari bahan pelajaran ini? Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 227 2. Dalam cara apakah “damai sejahtera” dapat hilang dalam hidup manusia? Apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki “damai sejahtera”? 3. Apabila kamu mengucapkan “syalom” kepada sesamamu, tanggung jawab apakah yang ada pada pihakmu untuk memastikan bahwa teman yang kamu sapa itu benar-benar dapat merasakan “damai sejahtera” yang penuh? 4. Dalam cara apakah kamu dan teman-temanmu di kelas dapat ikut terlibat dalam menghadirkan “damai sejahtera” kepada orang-orang yang hidup di sekitar kalian? 5. Bandingkan kegiatan yang dilakukan oleh gerejamu itu dengan “Doa Orang Lapar” yang kamu baca pada awal bahan pelajaran ini F. Penutup Guru mengajak peserta didik untuk bersama-sama menyanyikan lagu dari Nyanyian Ke me nangan Iman, No. 1781 dapat juga dinyanyikan dengan lagu Nyanyi kanlah Kidung Baru, No. 1961, ”Kuberoleh Berkat”, dan ditutup dengan doa syafaat yang disusun oleh Dewan Gereja-gereja se-dunia dalam rangka Dasawarsa Mengatasi Kekerasan, tahun 2009. Damai yang Padaku Damai yang padaku tak dib’rikan dunia, Tak dapat diambilnya pun. Meski susah tempuh, takutku tidaklah, Kar’na damai Tuhanku turun. Ref. Damai yang dib’ri-Nya sangat besar; Damai yang dijadikan hati gemar. Tuhan beserta aku s’panjang jalanan; Yesuslah saja kuharapkan.SdRu.