Damaisejahtera yang dulu hilang, sejak dosa masuk ke dalam dunia, telah dikembalikan oleh darah itu. Jadi mengapa hidup saya bisa kehilangan damai sejahtera? Jelas penyebabnya adalah bila saya kehilangan pandangan saya akan pengorbanan Kristus, Tuhanku. 3. DAMAI SEJAHTERA BUKAN UNTUK KONSUMSI/KALANGAN SENDIRI, TETAPI MODAL UNTUK
Everyone aspires to live in peace since a believer's life is never free from the trials and tribulations of life. People find it challenging to comprehend and experience the meaning of the peace that comes through Christ as a result. Some people even believe that God is a myth. In accordance with Colossians 315, the purpose of this study is to clarify the idea of living in peace in Christ. A syntactic text analysis methodology was employed in this text, focusing on the text itself and connecting it to other texts as well as a combination of books and journals. The findings demonstrate that, in of Colossians 315, a life of peace can only be found in Christ because He is the Only One capable of defeating human nature. However, believers need to experience union with the peace of Christ and allow Christ to reign in the heart. So that believers will continue to be nurtured by the love and grace of God that remains alive in damai merupakan dambaan dari semua orang sebab tantangan dan masalah hidup tidak pernah lepas dari kehidupan orang beriman. Hal ini membuat orang-orang sulit untuk mengerti dan merasakan arti damai sejahtera yang berasal dari Kristus. Bahkan ada yang beranggapan bahwa Tuhan tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep hidup damai sejahtera dalam Kristus menurut Kolose 315. Metode yang digunakan dalam teks ini adalah pendekatan analisis teks secara sintaksis yang fokus pada teks itu sendiri dan dihubungkan dengan teks-teks lainnya serta perpaduan dengan buku juga jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Kolose 315, hidup damai sejahterah hanya ada di dalam Kristus sebab Kristus adalah Pribadi yang bisa menaklukan hati manusia. Akan tetapi orang orang beriman perlu mengalami penyatuan dengan damai sejahtera Kristus dan mengizinkan Kristus yang memerintah didalam hati. Sehingga orang percaya akan terus dipelihara oleh kasih dan anugrah Allah yang tetap hidup dalam diri orang beriman. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Salvation Volume. 3, Nomor. 1, Edisi Juli 2022 Copyright © 2022 The Authors. Published by Sekolah Tinggi Teologi Bala Keselamatan Palu This is an open acces article distributed under the CC Attribution-ShareAlike License Konsep Hidup Damai Sejahtera di dalam Kristus berdasarkan Kolose 315 Nursanti Magdalena Waruwu Sekolah Tinggi Teologi Purwokerto nursantiwaruwu Aricle Historis Submitted 14 Juni 2022 Revised 18 Juli 2022 Accepted 25 Juli 2022 DOI Scan this QR, Read Online Abstract Everyone aspires to live in peace since a believer's life is never free from the trials and tribulations of life. People find it challenging to comprehend and experience the meaning of the peace that comes through Christ as a result. Some people even believe that God is a myth. In accordance with Colossians 315, the purpose of this study is to clarify the idea of living in peace in Christ. A syntactic text analysis methodology was employed in this text, focusing on the text itself and connecting it to other texts as well as a combination of books and journals. The findings demonstrate that, in of Colossians 315, a life of peace can only be found in Christ because He is the Only One capable of defeating human nature. However, believers need to experience union with the peace of Christ and allow Christ to reign in the heart. So that believers will continue to be nurtured by the love and grace of God that remains alive in believers. Keywords Peace, Christ, Union in Christ, Believers Abstrak Hidup damai merupakan dambaan dari semua orang sebab tantangan dan masalah hidup tidak pernah lepas dari kehidupan orang beriman. Hal ini membuat orang-orang sulit untuk mengerti dan merasakan arti damai sejahtera yang berasal dari Kristus. Bahkan ada yang beranggapan bahwa Tuhan tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep hidup damai sejahtera dalam Kristus menurut Kolose 315. Metode yang digunakan dalam teks ini adalah pendekatan analisis teks secara sintaksis yang fokus pada teks itu sendiri dan dihubungkan dengan teks-teks lainnya serta perpaduan dengan buku juga jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Kolose 315, hidup damai sejahterah hanya ada di dalam Kristus sebab Kristus adalah Pribadi yang bisa menaklukan hati manusia. Akan tetapi orang orang beriman perlu mengalami penyatuan dengan damai sejahtera Kristus dan mengizinkan Kristus yang memerintah didalam hati. Sehingga orang percaya akan terus dipelihara oleh kasih dan anugrah Allah yang tetap hidup dalam diri orang beriman. Kata Kunci Damai Sejahtera, Kristus, Penyatuan di dalam Kristus, Orang Percaya M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 49 Pendahuluan Kehidupan setiap orang beriman tidak pernah lepas dari tantangan. Tantangan menjadi hal utama yang membuat orang beriman kehilangan kebahagiaan dan damai sejahtera. Kehidupan yang baik-baik saja belum tentu merasakan damai sejahtera. Misalnya kemunculan penyakit Covid di tahun 2019 membuat dunia guncang dan dihantui dengan rasa takut, Sehingga banyak orang menjadi sukar merasakan ketenangan. pemerintah telah memberikan keamanan dengan menjalankan protokol kesehatan. Tetapi hal itu tidak menjamin orang-orang hidup aman dan damai dari penyakit Covid. Penderitaan inilah yang menyebabkan semua orang kehilangan kedamaian dan ketenangan dalam hati. Semua orang memiliki hasrat supaya hidup dalam damai sejahtera, tidak peduli orang kaya atau miskin. Namun tantangan hidup membuat orang beriman sukar dan sulit ada dalam posisi tersebut. Toni Evans mengatakan bahwa damai sejahtera adalah mengalami kegembiraan akan Allah, jumlah uang di bank tidak jadi masalah karena hati penuh dengan kasih Allah. Manusia tidak bisa menjamin hatinya tetap dipenuhi oleh Allah karena hati merupakan hal yang sukar untuk diselami. Dalam hal ini penulis kurang setuju karena kurang menjamin bahwa kegemberiaan akan Allah akan tetap dirasakan oleh orang beriman dalam siatuasi apapun. Hal yang begitu langkah ketika ada orang yang terus hidup dalam kegembiraan akan Allah dalam kondisi sulit sekalipun. Dalam ajaran Harold Lee juga mengatakan bahwa ada kepastian yang memenangkan jiwa jika memilih jalan yang benar dan memiliki semua yang dimiliki Allah untuk hidup dalam bagian dari apa yang dimiliki Allah merupakan hal yang istimewa. Sebab hal itu akan membawa manusia hidup dalam sukacita dan bahagia. Akan tetapi pada disisi lain tantangan dan cobaan selalu sejalan dengan realita hidup. Ini membuat orang beriman dilema akan kehadiran Allah sehingga menjadi ragu dan akhirnya tidak mendapat bagian dari yang dimiliki Allah. Dari beberapa pendapat diatas mendorong penulis ingin menulis dan meneliti konsep hidup damai sejahtera dalam Kristus khusus menurut Kolose 315. Disini Paulus sebagai penulis dari surat Kolose menyatakan bahwa hidup damai sejahtera hanya ada di dalam Kristus karena hanya Kristus yang bisa menaklukan hati manusia. Dengan begini kepenuhan dan kemenangan serta kesempurnaan untuk hidup damai akan menjadi bagian dalam kehidupan setiap orang beriman. Manase berkata damia sejahtera hanya ada didalam Kristus sebab dengan Kristus ada perlindungan, pemeliharaan serta Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan kepada orang-orang beriman. Hal yang perlu di lakukan untuk hidup damai di dalam Kristus adalah mengalami penyatuan dengan Kristus dan mengizinkan Toni Evans, No Titleeologi Allah Malang Gandum Mas, 1999, 314. Harold B. Lee, “Bab 22 Damai Sejahtera Bagi Jiwamu.” Manase Gulo, “Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17,” Jurnal Manna Rafflesia 7, no. 1 2020 42. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 50 Kristus memeritah di dalam hati. Harapan dalam tulisan ini, semoga bermanfaat bagi pembaca agar memahami konsep hidup damai sejahtera dengan iman kepada Kristus sehingga dapat merasakan keindahan rohani bersama dengan Allah. Metode Penelitian Dalam tulisan ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu penulis menggunakan eksposisi yaitu menguraikan dan memaparkan teks dalam menemukan semantic content dalam teks tersebut. Penulis fokus pada teks itu sendiri dan juga berinteraksi dengan teks-teks lain di dalam Alkitab yang berhubungan dengan semantic atau makna. Penulis juga menggunakan buku dan juga jurnal yang telah terbit untuk mendukung argumen penulis. Kemudian penulis membuat kesimpulan berdasarkan analisis teks yang telah dipaparkan. Pencarian bersifat christ centered dan panduan dari buku juga jurnal. Kajian dari semantic content akan diringkas dan dirumuskan untuk membentuk sebuah konsep teologi. Seperti Hendi yang mengatakan bahwa konsep teologi adalah doktrin atau ajaran yang ditemukan dan akan di buat menjadi sebuah aplikasi bagi kehidupan spiritual orang percaya berdasarkan doktrin dan Pembahasan Syntactic Form Hasil penelitian terhadap Kolose 315 dengan menggunakan syntactic form adalah sebagaimana yang tertuang pada diagram Gulo, “Konsep Pencobaan Menururt Yakobus 1 12-15” 1, no. 2 2020 167. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 51 Terjemahan Literal Dan hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah/wasit dalam hatimu, karena itulah kamu telah di panggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukur. Konteks Histori Kota Kolose terletak di tepi selatan sungai Lycus di wilayah Frigia daerah yang rawan gempa. Ahli geografi Yunani Strabo menggambarkan kota Kolose pada masanya sebagai polisma atau kota kecil yang pada akhirnya lembah Lycus yang bergabung dengan kekaisaran Romawi sampai pada masa Paulus. Beberapa sumber mengatakan bahwa kota Kolose merupakan pusat dagang kuno yang semakin lama memudar kejayaannya. Kitab Kolose merupakan sepucuk surat Paulus kepada orang-orang Kolose tentang pemberitaan injil. Alasan Paulus menulis surat ini karena ada ajaran yang mempengaruhi mereka. Jemaat Kolose menerima ajaran palsu yang menyesatkan iman mereka kepada Kristus. Akibat dari ajaran tersebut, banyak dari orang-orang Kolose jatuh dalam kekhalifahan, mereka berpikir bahwa diri mereka lebih baik dari orang lain dan merasa paling tahu tentang misteri-misteri alam semesta. Paulus menekankan bahwa pokok penting dari surat ini adalah Yesus Kristus sungguh memberi keselamatan yang sempurna dan kedamaian hidup hanya ada didalam Kristus. Ajaran-ajaran lainnya itu hanya menjauhkan orang percaya kepada Kristus yang adalah sumber kedamaian. Karena itu surat Kolose ini menekankan tentang ajaran yang benar bahwa penebusan hanya datang melalui Yesus Kristus. Untuk memperoleh hidup dalam kedamain Kristus maka orang percaya perlu menyatu dengan kedamaian kristus dan memberi diri di pimpin oleh kedamian Kristus untuk memerintah dalam hati yang sulit di selami oleh manusia. Paulus memberitakan Injil supaya orang-orang percaya mengenal Kristus sang pemberi hidup. Supaya orang percaya tidak jatuh pada ajaran sesat. Pembahasan Dalam teks Kolose 315 ini, di awali dengan kata εἰρήνη artinya damai. Kata ini sebagai subjek atau pelaku utama dari kata kerja. Sehingga dapat diartikan sebagai upaya manusia agar Kristus berkuasa dalam hati orang percaya. Karena Allah adalah sumber kasih karunia yang memanggil manusia untuk merasakan kedamaian-Nya. Kata kerja βραβευέ brabeueto merupakan verb imperative present active 3rd person singular dari kata βραβεύ. Kata βραβευέ memiliki arti yaitu sebagai wasit atau hakim’. Ungkapan kata wasit atau hakim ini menunjukkan bahwa Kristus yang menjadi penguasa yang memerintah dalam hati. Wasit berperan sebagai pemberi keputusan ketika terjadi perbedaan pendapat Michael F. Bird, Colossians & Philemon ANew Covenant Commentary, ed. Craig Keener Inggris The Lutterworth Press, 2009, 17. John Drane, Memahami Perjanjian Baru Jakarta PT BPK Gunung Mulia, 1996, 380. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 52 dan perselisihan, maka damai sejahtera yang memberi keputusan sehingga tidak terjadi pertengkaran. Damai sejahtera ini adalah damai sejahtera yang diciptakan oleh Kristus yang dihasilkan melalui kasih penyaliban-Nya di atas kayu salib. Jadi dalam penyaliban Kristus membawa orang percaya pada persatuan akan hidup rukun sehingga tidak terjadi perselisihan dan masalah dalam kehidupan mereka sebagai umat Allah. Yesus Kristus menunjukkan bahwa hanya Dialah satu-satunya Pribadi yang bisa menaklukan hati manusia yang telah jatuh dalam dosa. Pada saat manusia jatuh kedalam dosa maka manusia menjadi rusak dan terpisah dengan Allah yang adalah sumber kedamaian dalam hidup. Dosa manusia membawa mereka lebih cenderung melakukan kejahatan dan hati mereka melakukan dosa manusia dalam dosa membuat mereka menjadi orang yang susah melakukan kebaikan karena natur manusia rusak akibat dosa. Manusia putus hubungan dengan Allah sehingga kedamaian tidak ada didalam hati manusia. Pernyataan pengakuan iman Belgia yang menyatakan bahwa ketidak mampuan manusia melakukan apa yang benar-benar baik membuat mereka tidak mendapatkan pemurnian dan kedamain hati dari mampuan ini membawa manusia pada kehidupan yang rumit bahkan bukan hanya tidak mampu melakukan kebaikan namun manusia juga susah memahami kebaikan itu. Manusia yang hidup dalam dosa tidak mungkin memiliki damai sejahtera dalam hidup. Tidak ada ketenangan dalam diri karena dosa yang memerintah dan berkuasa dalam diri manusia. Karena itu Paulus berkata Tuhan Yesus Kristus dan Allah Bapa kita yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi manusia serta menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan kepada mereka yang percaya 2 Tesalonika 216.Jadi Paulus menawarkan kepada orang Kristen bahwa hanya dengan kasih Karunia dan Anugerah Allah melalui Yesus Kristus yang mampu mengubah natur manusia berdosa menjadi natur asli hidup kudus dihadapan Allah. Bagi Marthin Luther damai sejahtera adalah pemulihan hubungan dengan Tuhan. Orang yang mengalami pemulihan hubungan dengan Tuhan Yesus Kristus dengan sendirinya kedamaian itu mengalir seperti air didalam dirinya. Hendi juga menuliskan dalam bukunya bahwa orang yang telah menerima Kristus dalam hidupnya akan mengalami pemurnian dan kekudusan serta kedamaian dalam hati karena Kristus yang sepenuhnya bekerja didalam dirinya. Mengalami kedamaian Kristus dalam hati, sebagai orang percaya harus merespon anugerah Allah sebab dengan anugerah tersebut merupakan Gulo, “Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17.” Edwin H. Palmer, Lima Pokok Calvinisme, ed. Solomon yo Robby Moningka, Irwan Tjulianto Surabaya Momentum, 2008, 8. Palmer, Lima Pokok Calvinisme. Alkitab Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia, 2008, 583. Aripin Tambunan, Tetap Beriman Kristen Di Era Postmos, Murwa. Jakarta PT Kanisus, 2021, 91. Hendi Wijaya, Formasi Rohani Fondasi, Purifikasi, Dan Deifikasi Yogyakarta Leutikaprio, 2018, 122. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 53 dasar utama yang diperlukan hati untuk mengalami pemulihan dan kedamaian hati yang baru didalam Kristus. Sebab damai sejahtera itu bermula dari hati dan perasaan bukan dari sesama yang berinteraksi. Hendi menuliskan dalam bukunya di Inspirasi kalbu 5, mengatakan bahwa hanya Kristus satu-satunya Pribadi yang bisa menguduskan hati dan watak manusia yang telah rusak. Hal ini menegaskan bahwa Kristus adalah fondasi iman yang harus dimiliki orang beriman. Karena kedamaian ada didalam hati dan watak yang kudus yang telah disucikan oleh Yesus Kristus. Orang-orang beriman perlu melakukan kekudusan dengan membuka hati dan pikiran serta mengizinkan Kristus masuk berperan dan berkarya penuh didalam hati. Karena itu, dapat dimengerti bahwa Kedamaian tidak ditentukan dengan seberapa buruknya penderitaan yang dialami atau seberapa banyak uang yang dimiliki saat ini, namun damai sejahtera bisa dirasakan saat hati mengalami kekudusan dan hati yang suci dihadapan Allah. Kedekatan manusia kepada Allah salah satu hal yang memicu munculnya damai sejahtera sekalipun hidup dalam keadaan tidak baik. Tidak bisa di sangkal bahwa Yesus Kristus adalah jalan keluar untuk memperoleh kembali kedamaian dalam hidup manusia. Karena Yesus sepenuhnya kasih yang memelihara hidup. Hendaklah Kristus memerintah atau wasit dalam hatimu. Kata kerja memerintah dalam bahasa aslinya βραβεύ, ini secara aktif menjadi wasit dalam hati. Damai sejahtera Kristus yang memutuskan segala keputusan dalam diri orang percaya. Dengan damai sejahtera Kristus akan membawa orang percaya pada ucapan Syukur kepada Allah sebab Firman Allah berdiam didalam hatinya. Kata Firman Kristus mengacu pada pesan tentang kekayaan hikmat akan Tuhan yang akan membimbing dan memperingati orang percaya dalam segala sesuatu. Jadi orang percaya tidak memerlukan penglihatan khusus untuk meningkatkan hikmat yang telah dimiliki dalam Firman Kristus karena hikmat Kristuslah yang menjadi wasit atau hakim dalam memerintahkan hati manusia. Kristus adalah Pribadi yang mampu mengubah hidup manusia kejalan yang benar serta memperbaharui kembali hati yang hancur karena dosa. Melalui Yesus Kristus semua orang yang percaya dibenarkan dari segala yang tidak bisa dibenarkan dan memperoleh kasih kemurahan Allh dalam hidup. Cara kerja damai Kristus adalah memerintah dalam hati dan pikiran manusia. Menerima Yesus itu tidak dalam bentuk pasif melainkan menerima Yesus itu bersifat aktif. Yesus Kristus yang hidup didalam hati orang beriman, akan memerintah dan berkuasa sehingga menghasilkan damai Kasih Hendi, Inspirasi Kalbu 5 Yogyakarta Leutikaprio, 2022, 88. Dacid E. Garland, The Niv Colossians/Philemon Application Commentary, ed. Klyne Snodgrass Eugene Peterson, Marianne Meye Thompson, Scot Mcknight Komentar Aplikasi NIV, 1998, 285. John R. Tan, Paulus Rasul Kristus Ke-13 Jakarta Seminari Bethel Publishing, 2007, 32. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 54 Kristus. Damai tidak bekerja diluar diri manusia tetapi bekerja didalam hati. Mengalami kedamaian itu tidak bergantung pada apa yang sedang terjadi disekitar kehidupan orang beriman melainkan bagaimana hati tenang dengan keadaan hidup yang sulit. Ketika Yesus Kristus memberikan nyawah-Nya kepada dunia maka Darah Kristus yang mengalir diatas salib menjadi jalan perdamaian manusia dengan Allah. Penyaliban Yesus menjadi bukti bahwa Allah begitu mencintai dan peduli dengan ketenangan dan kedamaian hidup manusia. Dalam kematian Yesus Kristus di atas disalib memberikan data penting bagi orang beriman bahwa salib Kristus merupakan jendela atau jalan untuk memperoleh kembali damai sejahtera dan hidup benar di hadapan Allah melalui iman percaya kepada Kristus. Iman, Anugerah dan lahir baru menjadikan manusia sebagai anak-anak Allah yang memiliki benih Ilahi setelah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam hidup. Betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh Kristus dalam memperdamaikan manusia. Melalui salib, Kristus mati dan ini menyadarkan manusia untuk melihat akan kebenaran Allah yang agung dari kasih Allah untuk manusia. Kasih adalah bagian dari keberadaan Allah dan sifat Allah. Jadi perlu untuk dipahami bahwa damai sejahtera yang sesungguhnya hanya ada di dalam Kristus sebab Kristus satu-satunya Pribadi yang bisa menaklukan dan meluluhkan hati manusia. Mengakui Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat membawa kedamaian yang abadi didalam hati. Tidak hanya itu kasih damai sejahtera yang ada pada Kristus menjadi bagian dari yang kita miliki. Dalam eksegesis Kolose 315 ini menegaskan kembali kepada orang beriman bahwa hendaklah hatimu dikuasai oleh kristus sebab bersama dengan Kristus damai itu pasti ada dan menjadi nyata. Kehendak Tuhan Yesus Kristus adalah agar manusia menjadi pencipta damai bukan hanya pemilik/pemerintah melainkan bisa menciptakan damai itu sendiri. Sebab kuasa Kristus ada dalam hati yang diwujudkan dengan tindakan kasih. Sebab itu orang beriman perlu menegaskan damai Kristus dalam dirinya dari segala aspek kehidupannya. Karena itu hiduplah di bawah kasih karunia Allah artinya roh, jiwa, dan tubuh dihidupi oleh energi ilahi Allah melalui Roh Kudus. Mengundang Roh Kudus harus dengan doa dengan penuh iman. Dengan doa maka iman menjadi nyata dan Roh Kudus mengalir hidup dalam diri orang percaya. Hendi mengatakan bahwa doa membawa orang-orang percaya terus bersinergi tanpa henti dengan Allah yang dibuktikan dalam bentuk perbuatan baik yang sesuai dengan kebenaran Allah. Inil artinya orang beriman tidak lagi dikuasai oleh nafsu dan dosa. Melainkan hidup oleh kasih karunia Allah yang merupakan energi ilahi yang memberi hidup pada iman yang telah mati. Dengan menghilangkan segala kedagingan maka Kristus berkenan tinggal dan berdiam dalam hati. Sehingga damai sejahtera Tuhan menjadi nyata bagi orang kristen. Jadi Yesus kristus adalah Pribadi yang Hendi Wijaya, Inspirasi Kalbu 4 Yogyakarta LeutikaPrio, 2020. Warren W. Wiersbe, Nyata Di Dalam Kristus Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1996, 133. Hendi Wijaya, Inspirasi Kalbu 2 Yogyakarta Leutikaprio, 2018, 12. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 55 membawa kedamaian dan sukacita dalam hidup orang beriman. Mengalami damai sejahtera Kristus, beberapa hal yang perlu dilakukan dalam hidup adalah Menyatu Dengan Kedamaian Kristus Semua orang pasti hidup dalam penderitaan pada saat manusia pertama jatuh dalam dosa. Banyak yang tersandung, jatuh, dan hidup dalam keputusasaan bahkan tidak berusaha bangkit dari keterpurukan yang terjadi. Kekuatan-kekuatan jahat menyelimuti jalan dengan rintangan-rintangan yang berkabut yang sering kali berusaha untuk menyesatkan manusia ke jalan yang salah. Namun Allah yang adalah kasih menyatakan diri-Nya melalui Pribadi Yesus Kristus yang berinkarnasi menjadi manusia di dunia. Logos Allah hidup ditengah-tengah manusia dapat didengar, disentuh, dilihat, disaksikan, dan diberitakan serta dituliskan oleh para Rasul menjadi Injil 1 Yoh 11-4 sehingga Injil menjadi energi ilahi yang menyelamatkan setiap orang yang percaya Rom 116. Logos Allah yang telah menjadi daging dalam tubuh Yesus Kristus menjadi jalan agar manusia mengenal pribadi Allah yang adalah kasih. Barang siapa yang mendengar dan menjadi percaya dengan injil maka Logos Allah akan lahir dalam hatinya. Logos berinkarnasi di dalam hati Rom 55 melalui karya Roh Kudus seperti Inkarnasi Kristus di dunia melalui Rahim Maria oleh karya Roh melalui inkarnasi Yesus Kristus menjadi jalan masuknya Injil di dalam hati manusia secara personal. Mengenal injil maka memberi diri untuk dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Lahir baru orang percaya mengalami penyatuan dengan Allah sehingga kedamaian mengalir dalam kehidupan orang beriman. Mengalami penyatuan dengan Kristus membawa perubahan dalam hidup yang buruk ke kehidupan yang lebih baik. Yesus lahir dihati manusia dan membuat roh jiwa menjadi hidup sehingga menjadi manusia baru yang tumbuh dewasa seperti Kristus. Hendi mengatakan bahwa Kristus memanggil manusia untuk mengalami kemuliaan-Nya yang kekal dan menerima kasih karunia yang tiada henti mengalir dalam hidup kita. Lewat penyatuan ini maka orang beriman menjadi alat yang di pakai Tuhan untuk menciptakan kedamaian di dunia. Pada saat manusia mengizinkan Tuhan Yesus Kristus berkuasa dalan hati dan mengalami penyatuan dengan-Nya maka tanggung jawab mereka adalah memancarkan kedamaian dan kasih Allah kepada sesama manusia. Kasih kepada sesama merupakan bukti penyatuan hati dengan Tuhan Yesus Kristus. Ia bekerja sesuai dengan peraturan dan hukam yang di berikan Tuhan kepada dunia. Jadi mengalami penyatuan dengan Kristus membuat hubungan yang rusak menjadi pulih kembali. Hingga pada akhirnya orang percaya mengalami kedamaian dengan Tuhan melalui hati nurani. Hendi, “Inspirasi Kalbu 3” 2019 180. Wijaya, Formasi Rohani Fondasi, Purifikasi, Dan Deifikasi. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 56 Pemulihan hubungan dengan Tuhan membuat orang-orang beriman memiliki ketenangan diri dan pikiran yang positif. Pikiran positif yang ada dalam diri orang beriman dinyatakan melalui perilaku, cinta kasih ketenangan dan kedamaian. Damai sejahtera yang dimiliki orang beriman memungkinkan mereka dapat berdamai dengan sesama manusia sehingga tidak saling membenci. Tetapi saling menanggung beban satu sama lain dengan sabar dan penuh kasih. Itulah sebabnya alasan Paulus meletakkan kesabaran setelah damai sejahtera. Ketika seseorang dibenarkan oleh iman melalui Yesus Kristus maka pada saat itu ia memiliki damai sejahtera roma 51. Memiliki damai sejahtera dengan Allah berarti seseorang telah menerima rekonsiliasi dengan Tuhan. Itulah sebabnya, damai sejahtera merupakan tanda dari anak-anak Allah yang selalu membawa damai dalam berelasi, baik dengan Tuhan, keluarga dirumah dan juga sesama anggota jemaat lainnya digereja. Kedamian Kristus Yang Memerintah Dalam Hati Kasih anugerah Allah yang memperkenankan orang beriman untuk mengalami penyatuan dengan Kristus Anak Tunggal-Nya sehingga kedamaian Kristus memerintah dalam hati manusia. Kata memerintah dalam bahasa aslinya adalah βραβευέ merupakan imperative of command yang berfungsi untuk menyatakan perintah langsung, dimana memiliki otoritas dan hak memberi perintah tersirat didalamnya terhadap kata εἰρήνη. Dalam hal ini jelas bahwa kata βραβευέ memiliki makna sebagai wasit yang memerintah dalam hati sehingga tidak salah melakukan tindakan. Ungkapan menjadi wasit yang memerintah menunjukkan bahwa ketika ada perbedaan dan perselisihan, damai sejahtera Kristus yang menghentikan pertengkaran dan perbuatan buruk tersebut. Dalam hal ini menghidupkan damai sejahtera Kristus dalam hati membawa orang kristen pada pemurnian jiwa di hadapan Allah. Hendaklah damai sejahtera Kristus yang memerintah dalam hatimu suatu perintah setelah menjadi orang yang beriman dan percaya kepada Kristus Yesus. Dosa dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang harus dibuang oleh orang beriman agar tidak saling mendustai namun memiliki kedamaian Kristus yang tetap tinggal didalam hati itu hendaklah segala yang kamu lakukan semuanya itu lakukan dalam nama Yesus sebab Dialah yang memerintah dalam hatimu. Apa yang menjadi tindakan, itu keluar dari hati yang diperintahkan oleh Kristus. Prinsip memerintah di dalam hati ini tidak bersifat pasif melainkan aktif. Dalam bahasa aslinya mengandung present aktif yang berfungsi sebagai tindakan yang terus menerus dilakukan. Jadi memerintah menuntun orang kristen untuk terus bersinergi dengan Kristus. Untuk bisa bersinergi Tambunan, Tetap Beriman Kristen Di Era Postmos. Gulo, “Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17.” Robert G Bratcher dan Eugene A Nida, Surat-Surat Paulus Kepada Jemaat Di Kolose Dan Kepada Filemon Jakarta Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2002, 73. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 57 dengan Kristus seseorang harus menjalani proses latihan dan disiplin tubuh jasmani. Askesis dan sinergi dimulai dari penyucian manusia batiniah jiwa dengan perangkatnya seperti nous dan hati untuk memiliki satu target yaitu nous Kristus yang menerangi manusia lahiriah tubuh dengan anggota-anggotanya. menjalani askesis secara aktif dan rutin akan mambantu orang-orang Kristen supaya Kristus tinggal dan berdiam didalam dirinya. Perjalanan hidup orang beriman adalah menuju kesempurnaan seperti Kristus. Kristus yang memancarkan kedamaian Allah melalui tindakan kasih. Tidak ada kedamaian di luar dari Kristus yang mati untuk manusia berdosa. Karena itu kenakanlah kasih karunia Allah yang menyertai dan memelihara hati dan hidupmu. Sikap kasih seperti Kristus menjadi pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan dari segala sesuatu. Oleh karena itu, Memiliki bagian dari apa yang dimiliki Allah agar hidup ini menjadi berkat yang dipakai Allah untuk memberkati banyak orang. Tindakan kasih dapat menyucikan hati yang murni dihadapan Allah. Yang dinyatakan dengan perkataan, sikap dan tindakan yang baik kepada sesama manusia. Kesimpulan Hidup bersama Kristus adalah pilihan yang tepat bagi semua orang sebab bersama Kristus kedamaian hidup mengalir masuk dalam hati orang beriman. Sedangkan orang yang hidup di luar dari Kristus tidak menjamin hati penuh dengan damai. Sebab hanya Kristus yang bisa menaklukan hati orang yang sulit di selami. Memang hidup tenteram dan bahagia adalah impian banyak orang tidak peduli masih lajang maupun sudah berkeluarga, tua atau muda, kaya atau miskin, semua orang tentu memimpikan hal yang demikian. tenteram dan bahagia lebih kekedamaian pikiran dan hati bukan tentang seberapa banyak materi yang bisa membuat hidup lebih bahagia. Mungkin ada begitu banyak orang miskin di dunia, mereka hidup serba kurang namun hal yang menakjubkan hidupnya bahagia. Ada pula yang berpenghasilan puluhan juta bahkan milyaran perbulan namun hidupnya tidak bahagia. Dari penelitian dan analisis data serta penjelasan dari semantic telah membuktikan tanpa Kristus tidak ada jaminan bahwa hati dipenuhi dengan ketenanga dan suka cita. Teks kolose 315 memberi penjeladan bahwa Kristus adalah Pribadi yang menaklukan hati manusia baik dalam keadaan suka maupun dalam keadaan sulit sekalipun. Karena surat Paulus kepada jemaat Kolose menegaskan kedamaian dan ketenangan hanya ada saat mengalami penyatuan dengan kedamaian Kristus serta menginkan Tuhan memerintah dalam hati. Paulus tidak meminimalkan kekhawatiran, masalah dan kesulitan hidup namun ia menasihatkan supaya hal-hal itu tidak berkuasa dalam diri orang beriman. Hendi, Inspirasi Kalbu 5. Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, Yahya Rama. Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1995, 103. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 58 Jadi hidup damai dan bahagia tidak ditentukan seberapa banyak uang dan harta yang dimiliki tetapi tergantung sejauh mana hati seseorang melangkah sama Kristus. Seberapa besar cinta dan kerinduan untuk hidup bersama Kristus. Pulihnya hubungan dengan Kristus menjadi jalan untuk hidup dalam kedamaian. Karena damai sejahtera adalah anugerah Allah bagi manusia. Melalui hubungan yang baik dengan Allah memampukan orang percaya untuk memelihara kedamaian dan kesucian hati. Semua orang pasti mengalami berbagai macam penderitaan hidup. Tetapi Ketika hati berpaling kepada Kristus, meminta Kristus tinggal dalam dirinya, maka dengan lembut kasih Kristus melepaskan mereka dari kecemasan dan kekhawatiran yang membebani hidup. hati yang rindu dengan kedamaian, akan menuntun orang-orang untuk mencari Kristus. Mengucap syukurlah kepada Tuhan dalam segala hal karena dengan mengucap syukur memberikan kekayaan akan kedamaian Kristus dalam hati orang-orang beriman. Referensi Bird, Michael F. Colossians & Philemon ANew Covenant Commentary. Edited by Craig Keener. Inggris The Lutterworth Press, 2009. Chapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Yahya Rama. Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1995. Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta PT BPK Gunung Mulia, 1996. Evans, Toni. No Titleeologi Allah. Malang Gandum Mas, 1999. Garland, Dacid E. The Niv Colossians/Philemon Application Commentary. Edited by Klyne Snodgrass Eugene Peterson, Marianne Meye Thompson, Scot Mcknight. Komentar Aplikasi NIV, 1998. Gulo, Hiskia. “Konsep Pencobaan Menururt Yakobus 1 12-15” 1, no. 2 2020 165–179. Gulo, Manase. “Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17.” Jurnal Manna Rafflesia 7, no. 1 2020 42. Hendi. “Inspirasi Kalbu 3” 2019 180. ———. Inspirasi Kalbu 5. Yogyakarta Leutikaprio, 2022. Hendi Wijaya. Inspirasi Kalbu 4. Yogyakarta LeutikaPrio, 2020. Lee, Harold B. “Bab 22 Damai Sejahtera Bagi Jiwamu.” Nida, Robert G Bratcher dan Eugene A. Surat-Surat Paulus Kepada Jemaat Di Kolose Dan Kepada Filemon. Jakarta Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2002. Palmer, Edwin H. Lima Pokok Calvinisme. Edited by Solomon yo Robby Moningka, Irwan Tjulianto. Surabaya Momentum, 2008. Tambunan, Aripin. Tetap Beriman Kristen Di Era Postmos. Murwa. Jakarta PT Kanisus, 2021. Tan, John R. Paulus Rasul Kristus Ke-13. Jakarta Seminari Bethel Publishing, 2007. Wiersbe, Warren W. Nyata Di Dalam Kristus. Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1996. Wijaya, Hendi. Formasi Rohani Fondasi, Purifikasi, Dan Deifikasi. Yogyakarta Leutikaprio, 2018. ———. Inspirasi Kalbu 2. Yogyakarta Leutikaprio, 2018. Alkitab. Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia, 2008. “Bible Works 10,” ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Yayasan Kalam HidupAdina ChapmanYahya Pengantar Perjanjian BaruRamaChapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Yahya Rama. Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1995. Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta PT BPK Gunung Mulia, 1996. Evans, Toni. No Titleeologi Allah. Malang Gandum Mas, Niv Colossians/Philemon Application CommentaryDacid E GarlandGarland, Dacid E. The Niv Colossians/Philemon Application Commentary. Edited by Klyne Snodgrass Eugene Peterson, Marianne Meye Thompson, Scot Mcknight. Komentar Aplikasi NIV, GuloGulo, Hiskia. "Konsep Pencobaan Menururt Yakobus 1 12-15" 1, no. 2 2020 GuloGulo, Manase. "Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17." Jurnal Manna Rafflesia 7, no. 1 2020 H PalmerLima Pokok CalvinismePalmer, Edwin H. Lima Pokok Calvinisme. Edited by Solomon yo Robby Moningka, Irwan Tjulianto. Surabaya Momentum, 2008.
SolusiMengatasi Stres Agar Hidup Tenang. Isa Al-Masih banyak mengatasi masalah-masalah hidup manusia. Seperti menyembuhkan yang sakit, menghibur yang sedih dan memberikan kedamaian banyak orang. Sabda-Nya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:1).
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. 'Tidak akan ada damai di antara negara, jika tidak ada damai di negara, tidak ada damai dalam negara jika tidak ada damai dalam orang-orangnya, tidak ada damai dalam orang-orang jika orang-orang tidak menyerahkan hidupnya ke tangan si Raja Damai'. Demikian ungkap Heyden Robinson, penulis buku Salt And Light. Benar sekali bahwa damai sejahtera yang sejati hanya dapat kita miliki di dalam Kristus Yesus. Usaha terbaik manusia untuk menggapai damai sejahtera tidak akan pernah sampai pada yang sejati jika bukan di dalam sejahtera itu adalah hak dan sekaligus tanggungjawab setiap orang yang mengikut Yesus. "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Kolose 315." Damai sejahtera itu bermulanya di dalam hati, bukan di bagian eksternal atau interaksi dengan sesama kita. Orang yang berusaha perform damai sejahtera tanpa benar-benar dipenuhi damai itu, pasti sangat lelah. Damai sejahtera itu tidak pernah dimaksudkan untuk konsumsi pribadi pula, tujuannya adalah untuk kebutuhan hidup memang mesti menjadi seorang agen pendamaian peace maker bagi dunia ini, untuk itulah saya menerima anugerah pendamaian dari Kristus ini. Saya diperdamaikan untuk membantu orang lain mendapat damai sejati. Tugas utama saya sekarang adalah mengusahakan damai dalam diri saya benar-benar nyata dan sejati. Tidak ada tugas yang lebih mulia daripada tugas pendamaian ini, ini adalah sebuah privilege bagi saya. 1. DAMAI SEJAHTERA KITA DAPAT MELALUI DARAH KRISTUS, PENDAMAIAN MANUSIA BERDOSA DENGAN ALLAH YANG KUDUS Manusia yang hidup dalam dosa tak mungkin memiliki damai sejahtera, mereka itu sudah tertipu, mereka diperbudak Iblis, mereka terpisah dari Allah. Kita menjadi seteru bagi Allah, kita sedang memberontak padaNya. Bayangkan semua kekacauan itu, di mana letak damainya? Tidak ada, tidak mungkin. Maka Kristus datang dan membayar pemberontakan kita itu, Dia mendamaikan kita dengan Allah. Di situlah letak dari pintu kita menuju damai DAMAI SEJAHTERA HARUS DIMULAI DALAM DIRI SENDIRI, SELURUH DIRI KITA DIKENDALIKAN OLEH DAMAI ITUCara kerja damai itu adalah dengan memerintah hati dan pikiran kita, setelah kita menerima Kristus. Menerima Kristus itu tidak pernah berbentuk pasif, itu adalah sesuatu yang aktif, kita aktif memastikan damai sejahtera itu sekarang bertanggungjawab mengatur semua suasana dan keputusan hati saya tidak bekerja dari luar, tetapi dari dalam. Damai saya tidak bergantung pada apa yang sedang terjadi di sekitar saya tetapi apa yang terjadi di dalam hati saya. Saya selalu mesti ingat bahwa darah Kristus telah memperdamaikan saya dengan Allah. Damai sejahtera yang dulu hilang, sejak dosa masuk ke dalam dunia, telah dikembalikan oleh darah itu. Jadi mengapa hidup saya bisa kehilangan damai sejahtera? Jelas penyebabnya adalah bila saya kehilangan pandangan saya akan pengorbanan Kristus, Tuhanku. 3. DAMAI SEJAHTERA BUKAN UNTUK KONSUMSI/KALANGAN SENDIRI, TETAPI MODAL UNTUK HIDUP BERSAMAMeski damai itu harus bermula di internal manusia, tetapi damai itu tidak pernah dimaksudkan untuk kalangan sendiri saja. Kehendak Tuhan Yesus adalah agar kita menjadi peace maker, bukan hanya peace owneratau peace keeper. Kita menegakkan damai Tuhan dalam pekerjaan, dalam rumah tangga, dalam pergaulan dan dalam segala aspek hidup punya tanggungajawab besar atas hak yang sebesar damai sejahtera Kristus ini. Saya mesti membagikannya dan aktif memakainya dalam setiap apapun yang saya lakukan. Tetapi itu hanya akan otentik jika ternyata memang saya dipenuhi, damai itu meluber dari diri saya kepada sekitar saya. Seperti petugas teller atau security yang ramah dan hormat kepada customer, apakah itu karena mereka orang yang sabar dan rendah hati serta lemah lembut atau hanya tuntutan profesionalisme? Pastinya kalau itu tidak memenuhi dan meluber dari dalam hatinya, maka ia akan sangat kecapekan dan bosan dengan saya baru semakin mengerti tentang damai yang selama ini saya baca dalam firmanMu. Thank You sudah memberikan saya kesempatan untuk memahami, memiliki dan memakainya bagi tubuh Kristus. Amen. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya KetikaSaudara mendengar itu dan berkata, “Saya percaya, Tuhan!”. Cukup dengan percaya dan bertindak, Saudara akan melihat mujizat terjadi dalam hidup Saudara. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Amin! Pada waktu Tuhan Yesus lahir ke dalam dunia ini, Allah sanggup membuat para gembala dan orang-orang Majus datang menyembah Tuhan Yesus

Hendaklah ”Damai Sejahtera Allah” Menjaga Hati Saudara “[Semoga Yehuwa] menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”​—BILANGAN 626. 1. Tidak lama sebelum kematiannya, apa yang Paulus tulis kepada Timotius, yang menyingkapkan apa? PADA tahun 65 M., rasul Paulus dipenjarakan di Roma. Meskipun ia tidak lama kemudian dihukum mati dengan kejam oleh seorang eksekutor Roma, Paulus merasakan kedamaian batin. Hal ini nyata dari kata-kata yang ia tulis kepada sahabatnya yang lebih muda, Timotius, ketika ia berkata “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya.”​—2 Timotius 47, 8. 2. Apa yang telah menjaga hati Paulus sepanjang hidupnya yang luar biasa, terus sampai kematiannya? 2 Bagaimana Paulus dapat begitu tenang menghadapi kematian? Karena “damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal” menjaga hatinya. Filipi 47 Damai sejahtera yang sama ini telah menjaga dia selama tahun-tahun yang penuh kegiatan sejak pertobatan awalnya kepada Kekristenan. Hal itu telah menopang dia ketika ia dikeroyok, dipenjarakan, didera, dan dirajam. Hal itu menguatkan dia pada waktu ia memerangi kemurtadan dan pengaruh Yudaisme. Hal itu telah membantu dia berjuang melawan kuasa-kuasa hantu yang tidak kelihatan. Jelas, hal itu telah menguatkan dia terus sampai ke akhir.—2 Korintus 104, 5; 1121-27; Efesus 611, 12. 3. Pertanyaan-pertanyaan apa diajukan mengenai damai dari Allah? 3 Paulus mengalami betapa kuatnya kuasa dari damai sejahtera ini! Apakah kita dewasa ini dapat belajar apa itu sebenarnya? Apakah hal itu akan membantu kita untuk menjaga hati kita dan meneguhkan kita seraya kita “bertanding dalam pertandingan iman” selama “masa yang sukar” dan genting ini?—1 Timotius 612; 2 Timotius 31. Damai dengan Allah—Bagaimana Hal Itu Telah Hilang 4. Apa saja arti dari kata “damai” dalam Alkitab? 4 Dalam Alkitab kata “damai” mengandung banyak arti. Berikut ini ada beberapa, seperti yang didaftarkan dalam The New International Dictionary of New Testament Theology “Dalam seluruh P[erjanjian] L[ama], [shalohmʹ] damai mencakup keadaan sejahtera dalam arti yang paling luas dari kata itu Hak. 1920; kemakmuran Mzm. 733, NW, bahkan sehubungan dengan orang-orang fasik; kesehatan jasmani Yes. 5718[, 19]; Mzm. 384; perasaan puas . . . Kej. 1515 dsb.; hubungan yang baik antar bangsa-bangsa dan manusia . . . Hak. 417; 1 Taw. 1217, 18; keselamatan . . . Yer. 2911; bandingkan Yer. 1413.” Yang paling penting adalah hubungan penuh damai dengan Yehuwa, yang tanpa itu kedamaian lain apa pun, paling banyak, hanya bersifat sementara dan terbatas.—2 Korintus 1311. 5. Bagaimana damai sejahtera ciptaan Allah pada masa awal diganggu? 5 Pada mulanya, seluruh ciptaan berada dalam hubungan damai dengan Yehuwa dalam arti yang lengkap. Dengan alasan yang baik, Allah menyatakan bahwa semua karya ciptaan-Nya sangat baik adanya. Sesungguhnya, malaikat-malaikat di surga bersorak-sorai menyaksikan hal ini. Kejadian 131; Ayub 384-7 Namun, sayang sekali, perdamaian yang bersifat universal ini tidak bertahan. Perdamaian itu dihancurkan ketika makhluk roh yang sekarang dikenal sebagai Setan, menggoda Hawa, makhluk terbaru di antara ciptaan Allah yang cerdas, agar tidak patuh kepada Allah. Adam, suami Hawa, ikut bersama dia, maka dengan hadirnya tiga pemberontak itu, ketidakserasian muncul di alam semesta.—Kejadian 31-6. 6. Apa akibat hilangnya damai dengan Allah bagi umat manusia? 6 Tidak adanya damai dengan Allah berarti bencana bagi Adam dan Hawa, yang sekarang secara bertahap mengalami kemunduran fisik yang berakhir dengan kematian mereka. Adam tidak lagi menikmati kedamaian di Firdaus, sebaliknya ia harus bersusah payah mengerjakan tanah yang belum diolah di luar Eden untuk memberi makan keluarganya yang bertambah besar. Sebaliknya daripada menjadi ibu yang bahagia dari umat manusia yang sempurna, Hawa melahirkan anak-anak yang tidak sempurna dalam kesakitan dan penderitaan. Tidak adanya damai dengan Allah menimbulkan iri hati dan kekerasan di antara umat manusia. Kain membunuh adiknya, Habel, dan menjelang Air Bah, seluruh bumi dipenuhi dengan kekerasan. Kejadian 37–416; 55; 611, 12 Ketika orang-tua kita yang pertama mati, mereka pasti tidak pergi ke liang kubur dengan perasaan puas, “dengan sejahtera,” sebagaimana halnya Abraham ratusan tahun kemudian.—Kejadian 1515. 7. a Nubuat apa yang Allah ucapkan yang menunjuk kepada dipulihkannya damai sejahtera yang lengkap? b Seberapa berpengaruh musuh Allah, Setan itu? 7 Setelah Adam dan Hawa kehilangan kedamaian, kita menemukan kata permusuhan muncul untuk pertama kali dalam Alkitab. Allah berbicara kepada Setan dan berkata “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Kejadian 315 Seraya waktu berlalu, pengaruh Setan bertambah besar sampai pada taraf sehingga rasul Yohanes dapat mengatakan “Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” 1 Yohanes 519 Suatu dunia di bawah Setan pastilah tidak berdamai dengan Allah. Maka, dengan tepat sang murid Yakobus mengingatkan umat Kristiani “Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?”—Yakobus 44. Berdamai dalam Dunia yang Bermusuhan 8, 9. Setelah Adam berdosa, bagaimana manusia dapat berdamai dengan Allah? 8 Di Eden dulu, ketika Allah mula-mula menyebutkan kata “permusuhan,” Ia juga menubuatkan bagaimana kedamaian yang lengkap akan dipulihkan kepada makhluk-makhluk ciptaan. Keturunan atau benih perempuan Allah yang dijanjikan akan meremukkan kepala dari perusak kedamaian yang pertama. Sejak zaman Eden dan seterusnya, mereka yang mengamalkan iman dalam janji tersebut menikmati hubungan damai dengan Allah. Bagi Abraham, ini berkembang menjadi persahabatan.—2 Tawarikh 207; Yakobus 223. 9 Pada zaman Musa, Yehuwa membentuk keturunan dari Israel, yaitu cicit Abraham, menjadi suatu bangsa. Ia menawarkan damai sejahtera-Nya kepada bangsa ini, sebagaimana terlihat dari berkat yang diucapkan oleh imam besar Harun atas mereka “[Semoga Yehuwa] memberkati engkau dan melindungi engkau; [semoga Yehuwa] menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia; [semoga Yehuwa] menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.” Bilangan 624-26 Damai sejahtera dari Yehuwa akan menghasilkan imbalan yang limpah, tetapi itu ditawarkan dengan persyaratan. 10, 11. Bagi Israel, damai dengan Allah didasarkan atas syarat apa, dan apa yang akan dihasilkannya? 10 Yehuwa berkata kepada bangsa itu “Jikalau kamu hidup menurut ketetapanKu dan tetap berpegang pada perintahKu serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya. Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu. Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umatKu.” Imamat 263, 4, 6, 12 Israel dapat menikmati kedamaian dalam arti mereka dilindungi dari musuh-musuh mereka, menikmati kelimpahan materi, dan mempunyai hubungan yang akrab dengan Yehuwa. Akan tetapi ini bergantung kepada kesetiaan mereka terhadap Taurat Yehuwa.—Mazmur 119165. 11 Sepanjang sejarah bangsa itu, orang-orang Israel yang dengan setia berupaya mematuhi hukum-hukum Yehuwa, memang menikmati damai dengan Dia, dan hal itu sering menghasilkan banyak berkat lain. Selama tahun-tahun permulaan pemerintahan Raja Salomo, damai dengan Allah menghasilkan kemakmuran materi dan juga masa bebas perang dengan bangsa-bangsa tetangga Israel. Ketika menggambarkan masa itu, Alkitab berkata “Orang Yehuda dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo.” 1 Raja 425 Bahkan ketika permusuhan berkembang dengan negara-negara tetangga, orang-orang Israel yang setia tetap memiliki damai sejahtera yang benar-benar penting, perdamaian dengan Allah. Maka, Raja Daud, seorang pejuang yang terkenal, menulis “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya [Yehuwa], yang membiarkan aku diam dengan aman.”—Mazmur 48. Dasar yang Lebih Baik untuk Perdamaian 12. Bagaimana Israel akhirnya menolak perdamaian dengan Allah? 12 Pada akhirnya, Benih yang akan memulihkan keadaan damai yang selengkapnya tiba dalam pribadi Yesus, dan pada waktu kelahirannya para malaikat bernyanyi “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.” Lukas 214 Yesus muncul di Israel, namun meskipun berada di bawah perjanjian Allah, bangsa itu secara umum menolak dia dan menyerahkan dia kepada orang-orang Roma untuk dibunuh. Tidak lama sebelum kematiannya, Yesus meratapi Yerusalem, dengan berkata “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.” Lukas 1942; Yohanes 111 Karena menolak Yesus, Israel sama sekali kehilangan damai dengan Allah. 13. Cara baru apa yang Yehuwa tetapkan bagi manusia untuk berdamai dengan Dia? 13 Meskipun demikian, maksud-tujuan Allah tidak digagalkan. Yesus dibangkitkan dari antara orang mati, dan ia mempersembahkan kepada Yehuwa nilai dari kehidupannya yang sempurna sebagai tebusan bagi manusia-manusia yang berhati benar. Ibrani 911-14 Korban Yesus menjadi jalan yang baru dan lebih baik bagi umat manusia—bagi Israel dan non-Israel jasmani—untuk memperoleh perdamaian dengan Allah. Paulus berkata dalam suratnya kepada umat Kristen di Roma “Ketika masih seteru, [kita] diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya.” Roma 510 Pada abad pertama, mereka yang berdamai dengan cara ini diurapi dengan roh suci untuk diangkat menjadi anak-anak Allah dan anggota-anggota suatu bangsa rohani yang baru yang disebut “Israel milik Allah.”—Galatia 616; Yohanes 112, 13; 2 Korintus 121, 22; 1 Petrus 29. 14, 15. Gambarkan damai dari Allah, dan jelaskan bagaimana hal ini melindungi umat Kristen sekalipun mereka menjadi sasaran kebencian Setan. 14 Orang-orang Israel rohani yang baru ini akan menjadi sasaran kebencian Setan dan dunianya. Yohanes 1714 Akan tetapi, mereka akan memiliki “damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita.” 2 Timotius 12 Yesus memberi tahu mereka “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”—Yohanes 1633. 15 Inilah damai sejahtera yang telah membantu Paulus dan rekan-rekan Kristianinya bertahan meskipun semua penderitaan yang mereka hadapi. Hal itu mencerminkan hubungan damai yang harmonis dengan Allah yang dimungkinkan oleh korban Yesus. Ini memberikan kepada pemiliknya kedamaian pikiran dan ketenangan karena ia menyadari perhatian Yehuwa kepadanya. Seorang anak yang berada dalam pelukan bapaknya yang penuh kasih mempunyai perasaan damai yang sama, kepastian sepenuhnya bahwa ia dijaga oleh seseorang yang menyayangi dia. Paulus menganjurkan jemaat di Filipi “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”—Filipi 46, 7. 16. Bagaimana perdamaian dengan Allah mempengaruhi hubungan umat Kristen abad pertama terhadap satu sama lain? 16 Salah satu akibat dari hilangnya perdamaian manusia dengan Allah adalah kebencian dan perselisihan. Bagi umat Kristen pada abad pertama, menemukan keadaan damai dengan Allah justru menghasilkan hal sebaliknya perdamaian dan persatuan di antara mereka sendiri, yang Paulus sebut “ikatan damai sejahtera [yang mempersatukan, NW].” Efesus 43 Mereka sehati sepikir dan hidup dalam damai sejahtera, dan Allah sumber kasih dan damai sejahtera menyertai mereka.’ Selain itu, mereka memberitakan “Kabar Baik tentang damai,” yang pada dasarnya adalah kabar baik tentang keselamatan bagi “orang yang layak menerima damai sejahtera,” mereka yang menyambut kabar baik.—2 Korintus 1311; Kisah 1036, BIS; Lukas 105, 6. Suatu Perjanjian Damai 17. Apa yang telah Allah adakan dengan umat-Nya pada zaman sekarang? 17 Apakah damai sejahtera demikian dapat ditemukan dewasa ini? Ya, dapat. Sejak didirikannya Kerajaan Allah di bawah Kristus Yesus yang dimuliakan pada tahun 1914, Yehuwa telah mengumpulkan sisa dari orang-orang Israel milik Allah ke luar dari dunia ini dan mengadakan perjanjian damai dengan mereka. Dengan demikian Ia memenuhi janji-Nya yang diucapkan melalui nabi Yehezkiel “Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudusKu di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya.” Yehezkiel 3726 Yehuwa mengadakan perjanjian ini dengan umat Kristen terurap yang, seperti halnya saudara-saudara mereka pada abad pertama, mengamalkan iman kepada korban Yesus. Dimurnikan dari polusi rohani, mereka membaktikan diri mereka kepada Bapak surgawi mereka dan berupaya mengikuti perintah-perintah-Nya, yang terutama dengan memelopori pemberitaan kabar baik tentang Kerajaan Allah yang sudah berdiri ke seluas dunia.—Matius 2414. 18. Bagaimana sambutan orang-orang dari antara bangsa-bangsa ketika mereka menyadari bahwa nama Allah ada pada Israel milik Allah? 18 Nubuat itu selanjutnya berbunyi “Tempat kediamanKupun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, [Yehuwa], menguduskan Israel.” Yehezkiel 3727, 28 Selaras dengan ini, ratusan ribu, ya jutaan orang, dari “berbagai-bagai bangsa” mengakui bahwa nama Yehuwa ada pada Israel milik Allah. Zakharia 823 Dari segala bangsa, mereka datang untuk melayani Yehuwa bersama bangsa rohani itu, membentuk “kumpulan besar” yang dilihat sebelumnya di Wahyu. Karena “telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba,” mereka akan selamat melewati sengsara besar memasuki dunia baru yang penuh damai.—Wahyu 79, 14. 19. Kedamaian apa yang dinikmati umat Allah sekarang? 19 Bersama-sama, Israel milik Allah dan kumpulan besar menikmati kedamaian rohani yang dapat disamakan dengan kedamaian yang dinikmati Israel di bawah Raja Salomo. Mengenai mereka, Mikha menubuatkan “Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan.” Mikha 43, 4; Yesaya 22-4 Selaras dengan ini, mereka telah meninggalkan peperangan dan pertikaian, secara simbolik menempa pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak mereka menjadi pisau pemangkas. Dengan demikian, mereka menikmati persaudaraan yang penuh damai dalam masyarakat internasional mereka, tidak soal kebangsaan, bahasa, suku, atau latar belakang sosial mereka. Mereka merasa senang atas kepastian dari penjagaan dan perlindungan Yehuwa. Tidak ada yang mengejutkan mereka.’ Benar, Yehuwa sendiri memberikan kekuatan kepada umat-Nya, Yehuwa sendiri memberkati umat-Nya dengan sejahtera!’—Mazmur 2911. 20, 21. a Mengapa kita harus berupaya memelihara perdamaian kita dengan Allah? b Apa yang dapat kita katakan tentang upaya Setan untuk menghancurkan kedamaian dari umat Allah? 20 Akan tetapi, sebagaimana pada abad pertama M., damai sejahtera hamba-hamba Allah telah menimbulkan kebencian Setan. Setan dilemparkan dari surga setelah Kerajaan Allah berdiri pada tahun 1914, dan sejak itu ia berperang melawan “keturunan yang lain dari wanita itu.” Wahyu 1217, BIS Bahkan pada zaman dia, Paulus mengingatkan “Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan . . . roh-roh jahat di udara.” Efesus 612 Karena Setan sekarang harus tetap tinggal di sekitar bumi, peringatan itu sangat mendesak. 21 Setan telah menggunakan berbagai taktik dalam upayanya untuk menghancurkan kedamaian dari umat Allah, tetapi ia telah gagal. Pada tahun 1919 dahulu, tidak sampai orang yang berupaya melayani Allah dengan setia. Sekarang, lebih dari empat juta orang mengalahkan dunia melalui iman mereka. 1 Yohanes 54 Bagi orang-orang ini, perdamaian dengan Allah dan perdamaian dengan satu sama lain merupakan kenyataan, sebagaimana mereka bertekun menanggung kebencian Setan dan benihnya. Akan tetapi mengingat kebencian ini, dan mempertimbangkan ketidaksempurnaan kita sendiri dan “masa yang sukar” yang kita alami sekarang, kita harus dengan rajin berupaya memelihara damai sejahtera kita. 2 Timotius 31 Dalam artikel berikutnya, kita akan melihat apa yang tercakup dalam hal ini. Dapatkah Saudara Menjelaskan? ◻ Mengapa manusia pada mulanya kehilangan damai dengan Allah? ◻ Bagi Israel, atas apa perdamaian dengan Allah bergantung? ◻ Damai dengan Allah didasarkan atas apa dewasa ini? ◻ Apa gerangan “damai sejahtera Allah” yang menjaga hati kita? ◻ Berkat-berkat selanjutnya apa yang kita nikmati jika kita berdamai dengan Allah?

Setiaporang pasti mendambakan kehidupan yang damai dan sejahtera. Sayangnya tidak semua orang memiliki kesempatan untuk memilikinya. anak tersebut, mungkin hanya menjaganya untuk tidak jauh menyimpang, jika memang kebijakan di sekolah tersebut bagus. Apabila hal itu tidak terjadi, tentu saja ada banyak kasus seperti yang ditayangkan dalam
Yesus Kristus disebut RAJA DAMAI. Mengapa dikatakan sebagai Raja Damai? Karena kelahiranNya ke dunia mempunyai misi yang besar yaitu memperdamaikan hubungan Allah dengan manusia, yang sudah terputus oleh karena dosa. Bukan cuma putus, tetapi Allah dengan manusia bermusuhan. Sebab itulah, Dia datang untuk memulihkan hubungan yang sudah terputus tersebut, yaitu melalui kematianNya di atas kayu salib. Sejak itu damai kembali di hati manusia, dan menjadi milik orang yang berkenan kepadaNya. Yesus datang membawa perdamaian, bukan hanya antara manusia dengan Allah, tetapi juga manusia dengan DAMAI SEJAHTERA? Dalam Perjanjian Lama, damai sejahtera dipakai kata “Shalom” yang artinya sejahtera rohani dan jasmani, tubuh sehat, rumah tangga bahagia. Itulah damai yang Tuhan berikan kepada umatNya. Dalam Perjanjian Baru, damai sejahtera dipakai kata “Eirene” yang mengandung arti kesatuan, keharmonisan. Sebab itu, damai dan kerukunan itu tidak bisa dipisahkan. Jika keluarga rukun maka akan ada damai sejahtera sebaliknya jika tidak rukun tidak ada yang namanya damai sejahtera. Damai sejahtera inilah yang dicari manusia. Damai sejahtera sangat penting, namun sayang, damai sejahtera tidak dapat dibeli. Sebab damai sejahtera hanya diberikan oleh Tuhan. Tuhan adalah sumber damai sejahtera, sebab itu jika kita ingin damai sejahtera, kita harus datang kepada sumbernya, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Ketika mau naik ke surga, Dia tinggalkan damai sejahtera itu bagi kita Yoh. 1427 dan damai yang diberikan adalah damaiNya sendiri. Sekarang masalahnya, apakah damai sejahtera itu masih ada di hati kita? Jangan sampai damai sejahtera itu meredup, bahkan hilang dari hati kita. MENGAPA DAMAI SEJAHTERA HILANG? 1. Karena ada DOSA Mzm. 323-5 Dosa adalah penyebab hilangnya damai sejahtera itu. Ada satu prinsip yaitu, damai dan kebenaran tidak bisa dipisahkan, di mana ada kebenaran di situ timbul damai sejahtera Yes. 3217. Jika kita hidup benar, maka damai itu pasti akan mengiringi. Tetapi jika kita tidak berjalan dalam kebenaran, maka damai sejahtera itu akan hilang. 2. TIDAK BERJALAN DALAM PIMPINAN ROH KUDUS Kol. 315 Tuhan telah memberikan pedoman untuk memimpin langkah kehidupan kita, yaitu damai sejahtera yang ada di dalam hati kita. Tetapi seringkali kita abaikan, dan hal ini menyebabkan kita mengalami banyak masalah. Sebab itu, biarlah kita mau ijinkan damai sejahtera itu memimpin langkah kehidupan kita. 3. TIDAK PERCAYA KEPADA FIRMAN ALLAH Yes. 263, 4 Kepercayaan kepada Firman Allah, membuat kita tinggal dalam damai sejahtera. Sebab itu mari kita mau percaya sepenuhnya kepada Firman Allah. Damai sejahtera harus terus ada di dalam kehidupan kita, jangan sampai hilang, sebab kita dipanggil menjadi oleh Tuhan untuk menerima damai sejahtera 1Kor. 715b. Dan biarlah Tuhan mengaruniakan damai sejahtera secara terus menerus di dalam kehidupan kita 2Tes. 316. sumber Gpdi Lembah dieng
Adaistilah yang mengatakan, “My first kiss is my wedding kiss”, ciuman pertamaku adalah ciuman pernikahanku. Hal inilah yang dahulu sangat berlaku apalagi oleh Budaya Timur. Adalah sesuatu yang sangat tabu apabila ciuman, dilakukan sebelum Pernikahan. Ya, Budaya Timur sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran, termasuk Bangsa Indonesia.

RHEMA HARI INI Pengkhotbah 61-2 Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit Semua orang pasti merindukan sebuah kehidupan yang penuh dengan kedamaian. Begitu pentingnya perasaan damai itu, sampai-sampai orang rela membayar dengan harga yang sangat mahal. Dengan harapan mendapatkan damai, orang berkelana ke berbagai negara di dunia atau mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal. Ada pula orang yang mengeluarkan uang miliaran rupiah demi membangun rumah mewah lengkap dengan fasilitasnya, dengan tujuan supaya hatinya merasakan kedamaian. Berbagai cara dan upaya dilakukan manusia, namun mereka tetap saja tidak menemukan damai sejahtera yang sejati. Menurut pandangan orang dunia, damai adalah suatu keadaan atau suasana yang aman, tidak ada perang, tidak ada konflik, tidak ada bencana, tidak ada perselisihan dan tidak ada masalah. Orang dunia juga berpikir bahwa sumber perasaan damai itu ada pada uang, kekuasaan dan popularitas. Bagi mereka, selama bisa memiliki apapun yang di inginkan, maka itulah kedamaian. Tetapi yang sebenarnya, semua yang ada di dunia ini hanyalah semu. Keadaan dapat berubah sewaktu-waktu dan sama sekali tidak ada kekekalan di dalamnya. Kita boleh memiliki segalanya di dunia, namun tanpa karunia untuk menikmatinya, hidup kita akan jauh dari damai sejahtera. Hidup ini akan terasa hambar dan sia-sia. Sesungguhnya rasa damai itu tidak memerlukan biaya yang mahal, sebab damai tidak ada hubungannya dengan berapa banyak uang atau kekayaan yang kita miliki. Rasa damai juga tidak tergantung pada tempat di mana kita tinggal atau dalam situasi tertentu saja. Damai yang sejati akan kita dapatkan ketika kita hidup benar, ketika hati kita bersih dan terbebas dari segala yang jahat. Sekalipun kita sedang dalam pergumulan hidup yang berat, sekalipun kita tinggal di tengah situasi yang gawat tetapi kita boleh tetap merasakan ada damai di hati kita. Inilah Perjanjian Damai yang Tuhan berikan pada kita yang hidup seturut dengan kehendak-Nya. RENUNGAN TANPA DAMAI, hidup kita akan terasa HAMBAR dan SIA-SIA. APLIKASI 1. Menurut Anda, mengapa diperlukan kedamaian dalam menjalani kehidupan sehari-hari? 2. Jika menilai diri Anda sendiri, sudahkah Anda memiliki damai dalam hati Anda? Mengapa demikian? 3. Perbedaan apa yang Anda rasakan ketika hidup dengan rasa damai dengan tanpa rasa damai? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, kami bersyukur memiliki Engkau sebagai Tuhan kami. Kami rindu senantiasa mendekat kepada-Mu, karena kami tahu hanya di dekat-Mu saja kami boleh merasakan damai yang sejati. Di dalam nama Tuhan Yesus kami telah berdoa. Amin”

ሼофιጃиσ ቃο деДруֆуկ ሶካыво
Ոснеγоμե ωχոδиወመσեፈԻпιпр еχθ
Ձጴ ιኄаջ хΘ уնябιкሰ
Скοβխቸеγօ նиղՉи χիγуርιкл
Челаሳιскуձ етруτоնաкиԸ шθзեнθ
Kunciyang Benar Agar Kita Memiliki Sukacita Dan Damai Sejahtera 16 October 2019 → Saat kunci tersebut saya pakai untuk membuka sebuah lemari besar untuk mengambil apa yang ada di dalamnya, ternyata tidak ada yang masuk. Sudah lama sekali saya tidak membuka lemarinya, sehingga saya tidak ingat kunci mana yang harus digunakan.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 223 diucapkan oleh Tuhan Yesus ketika Ia menampakkan diri-Nya ke tengah- tengah murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya “Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah- tengah mereka dan berkata kepada mereka “Damai sejahtera bagi kamu” Lukas 2436Dalam ungkapan kata syalom aleikhem memang terkandung sebuah doa yaitu “kiranya damai sejahtera menyertaimu.” Sejauh ini kita sudah membahas bagaimana kata “damai sejahtera” digunakan dalam kehidupan sehari-hari orang Yahudi. Tetapi, apakah arti “damai sejahtera” itu sendiri? Alkitab menerjemahkan kata “syalom” menjadi “damai sejahtera”. Bukan semata-mata “damai” saja, meskipun kata syalom itu sendiri memang berarti “damai” atau “perdamaian”. Arti kata “syalom” memang jauh lebih luas daripada sekadar “damai” saja. Berikut ini adalah sejumlah kata dan konsep yang digunakan untuk menerjemah- kan kata “syalom”, sehingga kita dapat membayangkan kekayaan makna yang dikandungnya. a Persahabatan Syalom antara sahabat berkaitan dengan hubungan yang akrab Zakharia 613. Dalam Mazmur 283 orang diingatkan akan sahabat yang mulutnya manis, tetapi niatnya jahat“Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan.” Kata “ramah” di sini merujuk kepada ucapan yang penuh syalom. Dalam versi bahasa Inggris penggunaan kata ini menjadi lebih jelas • Do not drag me away with the wicked, with those who are workers of evil, who speak peace with their neighbours, while mischief is in their hearts. New Revised Standard Version • Do not take me away with the wicked and with the workers of iniquity, who speak peace to their neighbors, but evil [is] in their hearts.. New King James Version Dalam 1 Raja-raja 213 dikisahkan pula tentang Adonia yang menghadap kepada Batsyeba, ibu Salomo, dan ditanyai, “Apakah engkau datang dengan maksud damai?” Ia menjawab,“Ya, damai” Namun pada kenyataannya tidak demikian. Ia datang dengan niat jahat. 224 Buku Guru Kelas XII SMASMK b Kesejahteraan Kata syalom juga berarti kesejahteraan yang menyeluruh, termasuk kesehatan dan kemakmuran yang semuanya berasal dari Tuhan. Hal ini dapat kita temukan dalam 2 Raja-raja 426 ketika hamba Elisa bertanya kepada perempuan Sunem dalam cerita ini, “Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?”Dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani, pertanyaan ini berbunyi, “Apakah engkau memiliki damai [sejahtera]?” Maksud pertanyaan ini mirip dengan menanyakan kesejahteraan orang lain seperti dalam pertanyaan, “Apa kabar?” Maksudnya tentu bukan hanya sekadar menanyakan berita tentang orang yang dimaksudkan, melainkan menanyakan keberadaan menyeluruh orang tersebut. Hal serupa diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 384 ketika ia meratap “Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku”.Maksud pemazmur, dosa-dosanya telah mengganggu dirinya sehingga ia tidak memiliki syalom, kedamaian, di dalam dirinya. Karena itulah ia mengatakan, “tidak ada yang sehat pada dagingku”, karena syalom memang mempengaruhi kesejahteraan bahkan juga kesehatan dan kedamaian dalam diri seseorang. c Keamanan Dalam Hakim-hakim 1131, Yeta mengucapkan kaulnya bahwa bila ia kembali dari medan perang “dengan selamat” dengan aman, dalam syalom, maka makhluk pertama yang keluar dari pintu rumahnya untuk menemuinya akan dipersembahkannya kepada Tuhan sebagai korban bakaran. Dalam Yesaya 413, Tuhan berbicara tentang utusan-Nya yang akanmenga- lahkan lawan-lawannya. “Ia akan mengejar mereka dan dengan selamat dengan syalom ia melalui jalan yang belum pernah diinjak kakinya.” Dalam kitab yang sama, Yesaya juga melukiskan hubungan antara hidup yang benar di hadapan Allah yang akan menghasilkan keamanan dan ketenteraman. Yesaya melukiskan demikian, “ Dimana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman. Yesaya 32 17-18 Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengatakan, “Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah [en eirene – bhs. Yunani]segala miliknya.” Lukas 1121 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 225 d Keselamatan Akhirnya kata syalom juga digunakan dalam kaitan dengan “keselamatan”. Dalam Yesaya 5719 dikatakan, “Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat - irman Tuhan - Aku akan menyembuhkan dia” Berita “damai sejahtera” yang diberitakan berkaitan erat dengan kesembuhan yang Tuhan janjikan. Keselamatan yang utuh dapat dilihat dari penggunaan kata “damai sejahtera” dalam hubungannya dengan “keadilan” Yesaya 6017 atau seperti dalam Mazmur 8511 yang menyatakan “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.” Hubungan antara keselamatan dan perdamaian menjadi lebih jelas lagi apabila kita melihat bagaimana Perjanjian Baru memaknai karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus, Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada 2 13 – 18 Di sini jelas bahwa keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yesus bagi kita telah menciptakan juga pendamaian antara orang-orang yang dahulunya “jauh” dan saling terasing serta bermusuhan. Keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus adalah keselamatan yang utuh, yang meliputi kehidupan jasmani dan rohani, yang mencakup masa depan tetapi juga berlaku di masa kini dan sekarang juga. Uraian di atas telah menggambarkan secara lebih luas dan mendalam apa yang dimaksudkan dengan memberlakukan apa yang Allah kehendaki di dalam hidup kita seperti yang telah kita lihat dalam Kitab Ulangan dan Injil Yohanes. Kita sudah melihat bahwa damai sejahtera bukanlah sesuatu yang akan hadir secara otomatis di dalam hidup kita, melainkan harus kita upayakan dengan kerja keras dan kesungguhan. 226 Buku Guru Kelas XII SMASMK Dalam liturgi sejumlah gereja ada kalanya kita menemukan salah satu bagian ketika jemaat saling mengucapkan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” setelah pemberitaan pengampunan dosa. Mengapa mereka melakukan hal ini? Apakah makna yang ada di balik tindakan ini? Pemberian salam dan pengucapan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” adalah sebuah tindakan yang menggambarkan hasil pendamaian yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus Kristus bagi manusia. Setelah kita menerima berita pengampunan dan pendamaian dari Tuhan, hubungan kita dengan sesama kita pun dipulihkan kembali. Oleh karena itulah kita saling mengucapkan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu”. Ucapan “salam damai” atau “damai Kristus besertamu” juga mengandung doa dan pengharapan bahwa kita dan sesama orang percaya boleh ikut serta di dalam karya pendamaian yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Oleh karena itulah, dalam Kolose 315 dikatakan “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.” Apakah arti kata-kata ini? Pertama, Kristus telah memperdamaikan kita dengan sesama. Oleh karena dosa, kita hidup dalam permusuhan dengan sesama kita. Dosa telah membuat kita hidup egois, mementingkan diri sendiri dan tidak peduli akan orang lain. Berikutnya, dengan pendamaian-Nya, Kristus mengajarkan agar kita hidup dalam satu tubuh yang disebut gereja. Inilah panggilan kita sebagai gereja Tuhan. Gereja diharapkan oleh Tuhannya untuk hidup dalam kesatuan. Sayangnya, gereja justru seringkali hidup dalam perpecahan. Oleh sebab itulah, Kolose 315 mengingatkan agar kita terus hidup dalam satu tubuh, sehingga sebagai gereja kita dapat terus menjadi saksi bagi damai sejahtera Yesus Kristus. D. Penilaian Penilaian diberikan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik menyatakan pemahaman yang dimilikinya tentang damai sejahtera seperti yang diajarkan dalam Alkitab dan mempraktikkannya dalam hidup sehari- hari. 1. Menurut kamu apakah arti “syalom” atau “damai sejahtera” dalam hidup kita? Adakah perubahan dalam pemahaman kamu sebelum dan sesudah mempelajari bahan pelajaran ini? Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 227 2. Dalam cara apakah “damai sejahtera” dapat hilang dalam hidup manusia? Apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki “damai sejahtera”? 3. Apabila kamu mengucapkan “syalom” kepada sesamamu, tanggung jawab apakah yang ada pada pihakmu untuk memastikan bahwa teman yang kamu sapa itu benar-benar dapat merasakan “damai sejahtera” yang penuh? 4. Dalam cara apakah kamu dan teman-temanmu di kelas dapat ikut terlibat dalam menghadirkan “damai sejahtera” kepada orang-orang yang hidup di sekitar kalian? 5. Bandingkan kegiatan yang dilakukan oleh gerejamu itu dengan “Doa Orang Lapar” yang kamu baca pada awal bahan pelajaran ini F. Penutup Guru mengajak peserta didik untuk bersama-sama menyanyikan lagu dari Nyanyian Ke me nangan Iman, No. 1781 dapat juga dinyanyikan dengan lagu Nyanyi kanlah Kidung Baru, No. 1961, ”Kuberoleh Berkat”, dan ditutup dengan doa syafaat yang disusun oleh Dewan Gereja-gereja se-dunia dalam rangka Dasawarsa Mengatasi Kekerasan, tahun 2009. Damai yang Padaku Damai yang padaku tak dib’rikan dunia, Tak dapat diambilnya pun. Meski susah tempuh, takutku tidaklah, Kar’na damai Tuhanku turun. Ref. Damai yang dib’ri-Nya sangat besar; Damai yang dijadikan hati gemar. Tuhan beserta aku s’panjang jalanan; Yesuslah saja kuharapkan.
SdRu.
  • uw9y6di0kw.pages.dev/176
  • uw9y6di0kw.pages.dev/24
  • uw9y6di0kw.pages.dev/255
  • uw9y6di0kw.pages.dev/385
  • uw9y6di0kw.pages.dev/336
  • uw9y6di0kw.pages.dev/480
  • uw9y6di0kw.pages.dev/468
  • uw9y6di0kw.pages.dev/453
  • apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki damai sejahtera