Yangpertama menyiratkan makna bahwa seolah-olah perencanaan hidup sukses tidak sepenting dibanding pencapaian sukses itu sendiri. merencanakan hidup sukses merupakan sebagian jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sukses hidup. Selanjutnya, ciptakan kompetisi untuk membangkitkan potensi diri kita. Dalam diri kita selalu ada
Pentingnya menaati pemimpin agar roda pemerintahan berjalan dengan baik, makin baik kepemimpinan, makin baik pula rakyatnya. Kandungan an-Nisa/4 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin. Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk kembali kepada al-Qur’an dan hadis. Hidup ini dinamis, perlu berkompetisi dan berkolaborasi agar dapat meraih sesuatu yang diinginkan dengan baik. Kandungan al-Maidah/5 48 adalah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Barangsiapa yang giat pasti dapat. Untuk mendapatkan sesuatu, diperlukan kerja keras. Kandungan at-Taubah/9 105 adalah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja. A. Pentingnya Taat kepada Aturan Taat memiliki arti tunduk kepada Allah Swt., pemerintah, dsb. tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Kandungan an-Nisa/4 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلً yaa ayyuhaa alladziina aamanuu athii’uu allaaha wa-athii’uu alrrasuula waulii al-amri minkum fa-in tanaaza’tum fii syay-in farudduuhu ilaa allaahi waalrrasuuli in kuntum tu/minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta/wiilaan Hukum Tajwid Surat an-Nisa/459 Lafal Hukum Tajwid يَا أَيُّهَا Mad jaiz munfasil karena ada mad thobi’i bertemu hamzah tidak dalam 1 kalimat الَّذِينَ Idghom syamsyiyah karena ada alif lam diikuti salah satu huruf syamsyiyah yaitu huruf lam آمَنُوا أَطِيعُوا Mad jaiz muttasil karena ada mad thobi’i bertemu hamzah tidak dalam 1 kalimat, dan ada mad thobi’i asli juga karena ada kasroh diikuti ya’ sukun اللَّهَ Tafhim karena ada lam jalalain didahului dhommah وَأَطِيعُوا Mad thobi’i karena ada kasroh diikuti ya’ sukun الرَّسُولَ Idghom syamsyiyah karena ada alif lam diikuti huruf syamsyiyah yaitu huruf ro’ الْأَمْرِ Idhar qomariyah karena ada alif lam diikuti huruf qomariyah yaitu huruf alif مِنْكُمْ Ihfa’ haqiqi karena ada nun sukun bertemu kaf فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ Ihfa’ haqiqi karena ada nun sukun bertemu ta’ تَنَازَعْتُمْ فِي Idhar syafawi karena ada mim mati bertemu fa’ شَيْءٍ فَرُدُّوهُ Ihfa’ haqiqi karena ada tanwin diikuti fa’ إِلَى اللَّهِ Tafhim karena ada lam jalalain didahului fathah وَالرَّسُولِ Idghom syamsyiyah karena ada alif lam bertemu ro’ إِنْ كُنْتُمْ Ihfa’ haqiqi karena ada nun sukun bertemu kaf, dan ada nun sukun bertemu ta’ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ Idhar syafawi karena ada mim mati bertemu ta’ بِاللَّ Tarqiq karena ada lam jalalain didahului kasroh وَالْيَوْمِ Idhar qomariyah karena ada alif lam bertemu ya’ الْآخِرِ Idhar qomariyah karena ada alif lam bertemu alif خَيْرٌ وَأَحْسَنُ Idhom bighunna karena ada tanwin bertemu wawu تَأْوِيلًا Mad alid lis sukun karena ada mad thobi’i waqof Arti Kata/Kalimat ءَامَنُوٓاْ ٱلَّذِينَ يَٰٓأَيُّهَا beriman orang-orang yang wahai وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ أَطِيعُواْ dan taatlah Allah taatlah kamu ٱلۡأَمۡرِ وَأُوْلِي ٱلرَّسُولَ Amri dan ulil Rasul تَنَٰزَعۡتُمۡ فَإِن مِنكُمۡۖ kamu berselisih maka jika diantara kamu فَرُدُّوهُ شَيۡءٖ فِي maka kembalikanlah ia sesuatu dalam/tentang وَٱلرَّسُولِ ٱللَّهِ إِلَى dan Rasul Allah kepada تُؤۡمِنُونَ كُنتُمۡ إِن kamu beriman kalian adalah jika ٱلۡأٓخِرِۚ وَٱلۡيَوۡمِ بِٱللَّهِ akhirat/akhir dan hari kepada Allah وَأَحۡسَنُ خَيۡرٞ ذَٰلِكَ dan sebaik-baik lebih baik/utama demikian itu – – تَأۡوِيلًا – – kesudahan/akibatnya Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” an-Nisa/4 59 Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat. Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari berpendapat bahwa ulil amri adalah umara, ahlul ilmi wal fiqh mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan akan fiqh. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah saw. itulah yang dimaksud dengan ulil amri. Al-Mawardi berpendapat ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat “ulil amri”, yaitu 1 umāra para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan, 2 ulama dan fuqaha, 3 sahabat-sahabat Rasulullah saw., 4 dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar. Ahmad Mustafa al-Maraghi berpendapat bawa ulil amri itu adalah umara, ahli hikmah, ulama, pemimpin pasukan dan seluruh pemimpin lainnya. Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam hadis berikut ini اَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْفِ… Artinya “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda.. Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf.” Muslim Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya dan diperintahkan pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak. B. Kompetisi dalam Kebaikan Hidup adalah kompetisi. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga kompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Allah Swt. telah memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ wa-anzalnaa ilayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi mina alkitaabi wamuhayminan alayhi fauhkum baynahum bimaa anzala allaahu walaa tattabi’ ahwaa-ahum ammaa jaa-aka mina alhaqqi likullin ja’alnaa minkum syir’atan waminhaajan walaw syaa-a allaahu laja’alakum ummatan waahidatan walaakin liyabluwakum fiimaa aataakum faistabiquu alkhayraati ilaa allaahi marji’ukum jamii’an fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuuna Hukum Tajwid Surat al-Maidah/548 Lafal Hukum Tajwid وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ Ikhfa karena nun sukun bertemu huruf ز Mad jaiz munfasil karena mad bertemu hamzah di lain kalimat الْكِتٰبَ Al qamariyah karena ال bertemu huruf ك Mad thabi’i muqaddar tandanya fathah tegak بِالْحَقِّ Al qamariyah karena ال bertemu huruf ح مُصَدِّقًا لِّمَا Idgham bilaghunnah karena fathah tanwin bertemu huruf ل Mad thabi’i karena fathah diikuti alif مٓنَ الْكِتٰبِ Al qamariyah karena ال bertemu huruf ك Mad thabi’i muqaddar tandanya fathah tegak وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ Idzhar karena fathah tanwin bertemu huruf ع فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ Ikhfa syafawi karena mim sukun bertemu huruf ب بَيْنَهُمْ بِمَآ Ikhfa syafawi karena mim sukun bertemu huruf ب بِمَآ اَنْزَلَ Mad jaiz munfashil karena mad bertemu hamzah di lain kalimat Ikhfa karena nun sukun bertemu huruf ز اَنْزَلَ اللّٰهُ Lam tafkhim karena lafadz jalalah الله didahului harakat fathah وَلَا Mad thabi’i karena fathah diikuti alif اَهْوَآءَ Mad wajib mutthasil karena mad bertemu hamzah dalam satu kalimat هُمْ عَمَّا Idzhar syafawi karena mim sukun bertemu huruf ع Ghunnah karena ada mim yang bertasydid Mad thabi’i karena fathah diikuti alif جَآءَ Mad wajib mutthasil karena mad bertemu hamzah dalam satu kalimat الْحَقِّ ۗ Al qamariyah karena ال bertemu huruf ح Qalqalah kubra karena huruf qalqalah ق matinya mendatang disebabkan waqaf لِكُلٍّ جَعَلْنَا Ikhfa karena kasrah tanwin bertemu huruf ج Mad thabi’i karena fathah diikuti alif مِنْكُمْ Ikhfa karena nun sukun bertemu huruf ك كُمْ شِرْعَةً Idzhar syafawi karena mim sukun bertemu huruf ش شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗ Idgham bighunnah karena fathah tanwin bertemu huruf و Idzhar karena nun sukun bertemu huruf ه Mad thabi’i karena fathah diikuti alif Mad iwadh karena harokat fathah tanwin جًا dibaca waqaf جَا شَآءَ اللّٰهُ Mad wajib mutthasil karena mad bertemu hamzah dalam satu kalimat Lam tafkhim karena lafadz jalalah الله didahului harakat fathah لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً Idzhar syafawi karena mim sukun bertemu huruf ا Ghunnah karena ada mim yang bertasydid اُمَّةً وَّاحِدَةً Idgham bighunnah karena ada fathah tanwin bertemu huruf و وَاحِدَةً وَّلٰكِنْ Idgham bighunnah karena fathah tanwin bertemu huruf و وَلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ Idgham bilaghunnah karena nun sukun bertemu huruf ل Qalqalah sughra karena huruf qalqalah ب matinya asli tidak disebabkan karena waqaf كُمْ فِيْ Idzhar syafawi karena mim sukun bertemu huruf ف Mad thabi’i karena kasrah diikuti ya sukun مَآ اٰتٰىكُمْ Mad jaiz munfasil karena mad bertemu hamzah di lain kalimat Mad badal karena ada aa yang dibaca panjang Mad thabi’i muqaddar tandanya fathah tegak تٰ كُمْ فَاسْتَبِقُوا Idzhar syafawi karena mim sukun bertemu huruf ف الْخَيْرٰتِ Al qamariyah karena ال bertemu huruf خ Mad thabi’i muqaddar tandanya fathah tegak اِلَى اللّٰهِ Lam tafkhim karena lafadz jalalah didahului harakat fathah مَرْجِعُكُمْ Ra tafkhim karena ra sukun didahului harakat fathah كُمْ جَمِيْعًا Idzhar syafawi karena mim sukun bertemu huruf ج Mad thabi’i karena kasrah diikuti ya sukun جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ Ikhfa karena fathah tanwin bertemu huruf ف كُمْ بِمَا Ikhfa syafawi karena mim sukun bertemu huruf ب Mad thabi’i karena fathah diikuti alif كُنْتُمْ Ikhfa karena nun sukun bertemu huruf ت تُمْ فِيْهِ Idzhar syafawi karena mim sukun bertemu huruf ف Mad thabi’i karena kasrah diikuti ya sukun تَخْتَلِفُوْنَ Mad aridh lissukun karena mad bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Arti Kata/Kalimat الْكِتَابَ إِلَيْكَ وَأَنزَلْنَا Kitab kepadamu dan Kami telah menurunkan لِّمَا مُصَدِّقًا بِالْحَقِّ terhadap apa yang membenarkan dengan kebenaran مِنَ يَدَيْهِ بَيْنَ dari dua tangan/sebelumnya antara عَلَيْهِۚ وَمُهَيْمِنًا الْكِتَابِ atasnya dan yang menjaga Kitab بِمَا بَيْنَهُم فَاحْكُم dengan/menurut apa diantara mereka maka putuskanlah وَلَا اللَّهُۖ أَنزَلَ dan janganlah Allah menurunkan عَمَّا أَهْوَاءَهُمْ تَتَّبِعْ dari apa hawa nafsu mereka kamu mengikuti الْحَقِّۚ مِنَ جَاءَكَ kebenaran dari telah datang kepadamu مِنكُمْ جَعَلْنَا لِكُلٍّ diantara kamu Kami telah menjadikan bagi tiap-tiap ummat وَلَوْ وَمِنْهَاجًاۚ شِرْعَةً dan sekiranya dan jalan yang terang peraturan لَجَعَلَكُمْ اللَّهُ شَاءَ niscaya Dia menjadikan kamu Allah menghendaki وَلَٰكِن وَاحِدَةً أُمَّةً akan tetapi yang satu ummat مَا فِي لِّيَبْلُوَكُمْ apa dalam/terhadap Dia hendak menguji kamu الْخَيْرَاتِۚ فَاسْتَبِقُوا آتَاكُمْۖ kebajikan maka berlomba-lombalah Dia berikan kepadamu مَرْجِعُكُمْ اللَّهِ إِلَى tempat kembalimu Allah kepada بِمَا فَيُنَبِّئُكُم جَمِيعًا dengan/tentang apa lalu Dia memberitahukan padamu semua تَخْتَلِفُونَ فِيهِ كُنتُمْ kamu perselisihkan di dalamnya kalian adalah Artinya “Dan Kami telah menurunkan Kitab al-Qur’an kepadamu Muhammad dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlombalombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” al-Maidah/5 48 Pada al-Maidah/548 Allah Swt. menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah dalam rangka mencari riḍa Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Ayat ini juga mendorong pengembangan berbagai macam kemampuan yang dimiliki oleh manusia, bukan malah menjadi ajang perdebatan. Semua orang dengan potensi dan kadar kemampuan masing-masing, harus berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Allah Swt. senantiasa melihat dan memantau perbuatan manusia dan bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi. C. Etos Kerja Dalam al-Qur’an maupun hadis, banyak ditemukan literatur yang memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan melengkapi kebutuhan duniawi. Salah satu perintah Allah kepada umat-Nya untuk bekerja termaktub dalam at-Taubah/9105 berikut ini. وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ waquli i’maluu fasayaraa allaahu amalakum warasuuluhu waalmu/minuuna wasaturadduuna ilaa aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna Hukum Tajwid Surat at-Taubah/9105 Lafal Hukum Tajwid اعْمَلُوا Mad asli atau mad thobi’i karena ada dhommah diikuti wawu sukun عَمَلَكُمْ وَ Idzhar syafawi karena ada mim mati bertemu wawu وَرَسُولُهُ Mad asli atau mad thobi’i karena ada dhommah diikuti wawu وَالْمُؤْمِنُونَ Idhar qamariah karena ada alif lam diikuti mim وَسَتُرَدُّونَ Mad asli atau mad thobi’i karena ada dhommah diikuti wawu sukun عَالِمِ Mad asli atau mad thobi’i karena ada fathah diikuti alif الْغَيْبِ Idhar qamariah karena ada alif lam diikuti ghoin dan mad layyin karena ada ya’ sukun didahului fathah وَالشَّهَادَةِ Idghom syamsyiah karena ada alif lam diikuti syin dan mad asli atau mad thobi’i karena ada fathah diikuti alif فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا Ikhfa syafawi karena ada mim mati bertemu ba’ dan mad asli atau mad thobi’i karena ada fathah diiktui alif كُنْتُمْ Ikhfa haqiqi karena ada nun mati bertemu ta’ كُنْتُمْ تَعْ Idzhar syafawi karena ada mim mati bertemu ta’ تَعْمَلُونَ Mad aridh lisukun karena ada mad thobi’i sebelum waqof Arti Kata/Kalimat فسيرى إاعملوا وقل maka Allah akan melihat bekerjalah kamu dan katakanlah ورسوله عملكم الله dan begitu juga rasul-Nya pekerjaanmu Allah إلى وستردون والمؤمنون kepada Allah dan kamu akan dikembalika dan orang-orang mukmin والشهدة الغيب علم dan yang nyata yang gaib Yang Maha Mengetahui تَعْمَلُونَ بِمَا كُنْتُمْ فينبئكم kerjakan apa yang telah kamu lalu diberitakan-Nya kepadamu Artinya “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” at-Taubah/9 105 at-Taubah/9 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk semangat dalam melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt. akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan membawa amal perbuatannya masing-masing. Mereka yang berbuat baik akan diberi pahala atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia. Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah Swt. pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt. bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar. D. Menerapkan Perilaku Mulia Perilaku mulia ketaatan yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. Menaati dan menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama. Menolak dengan cara yang baik apabila pemimpin mengajak kepada kemaksiatan. Perilaku mulia kompetisi dalam kebaikan yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. Meyakini bahwa hidup itu perjuangan dan di dalam perjuangan ada kompetisi. Berkolaborasi dalam melakukan kompetisi agar pekerjaan menjadi ringan, mudah, dan hasilnya maksimal. Dalam berkolaborasi, semuanya diniatkan ibadah, semata-mata mengharap riḍa Allah Swt. Selalu melihat sesatu dari sisi positif, tidak memperbesar masalah perbedaan, tetapi mencari titik persamaan. Ketika mendapatkan keberhasilan, tidak tinggi hati; ketika mendapatkan kekalahan, ia selalu sportif dan berserah diri kepada Allah Swt. tawakkal. Perilaku mulia etos kerja yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. Meyakini bahwa dengan kerja keras, pasti ia akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan “man jada wa jada” – Siapa yang giat, pasti dapat. Melakukan sesuatu dengan prinsip “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari sekarang.” Pantang menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan.
1 Lomba 17 Agustus pertama kali digelar pada 1950. IDN Times/Muhamad Iqbal. Meski Indonesia merdeka pada 1945, perlombaan 17 Agustus baru dimulai pertama kali pada 1950. Pada tahun tersebut, intensitas pertempuran dalam rangka mempertahankan kemerdekaan mulai menurun. Selain sebagai wadah hiburan, perlombaan 17 Agustus juga dimaknai untuk
Jakarta - Sering kali kita mendengar kata sukses, lalu terlintas di di pikiran kita bahwa sukses adalah berhasil dalam segala hal, terutama dalam masalah finansial. Apa definisi sukses bagi Anda? Kesuksesan juga harus berujung kebahagiaan. Saat Anda merasa sukses, idealnya apa yang Anda inginkan bisa diwujudkan dan feedback yang didapat adalah berupa rasa bahagia yang begitu maksimal. Oleh karena itu, sukses bagi setiap orang mengandung arti yang bervariasi dan tidak bisa menjadi sama. Berikut ini ada 17 definisi sukses saat ini, yang harus Anda ketahui seperti dikutip dari 1. Sukses itu berarti melakukan hal yang terbaik Ketika dalam hidup ini kita bisa selalu melakukan hal terbaik untuk apa saja yang kita lakukan, baik dalam pekerjaan, mengasuh anak, berkreasi, dan hal lainnya maka anda bisa dikatakan sukses untuk diri anda sendiri. tidak peduli kaya atau miskin, dengan melakukan hal terbaik ini secara maksimal, anda bisa bahagia. 2. Sukses itu fokus pada tujuan Baiknya setiap manusia harus memiliki tujuan dalam hidupnya. Dengan begitu maka kemungkinan dia bisa sukses saat berhasil mencapai tujuannya itu. Jika memiliki tujuan, namun tidak antusias untuk meraihnya, maka kebahagiaan juga tidak bisa didapatkan. 3. Sukses berarti memiliki keluarga untuk berbagi Keluarga adalah dasar dari pendewasaan yang kita telah alami. Apa saja yang berhasil kita dapat dalam hidup, lalu kita berhasil berbagi hal tersebut dengan keluarga, itu juga bisa diartikan Anda telah sukses karena memiliki keluarga yang selalu mendukung Anda. 4. Sukses memahami Kebutuhan dan Keinginan Sukses dalam hal ini adalah ketika Anda bisa memenuhi kebutuhan bulanan yang diperlukan, dan berhasil menahan keinginan yang sering membuat pengeluaran menjadi membesar. 5. Sukses itu percaya Ternyata percaya ini adalah lambang kesuksesan juga. Saat percaya bahwa anda dapat melakukan sesuatu untuk meraih sesuatu tujuan, maka anda telah sukses. 6. Sukses menyeimbangkan pekerjaan dengan semangat Menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang tepat dan cepat, adalah hal yang dapat meringankan pekerjaan. Diperlukan semangat untuk mengerjakannya di setiap harinya. Jika Anda berhasil menyeimbangkannya, maka Anda adalah pribadi yang sukses.Motivasisukses makna sesungguhnya dalam hidup untuk mencapai tujuanHal-hal besar itu selalu diawali dari dalam diri.Bahagia juga timbul dari dalam diri.Moti Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pernahkah kita berpikir bahwa hidup adalah kompetisi? Bahkan sejak proses penciptaan kita sebagai manusia?Sebuah jurnal kesehatan menulis, setiap hari organ reproduksi seorang lagi-laki menghasilkan 75-150 juta sel spermatozoid. Sedangkan dalam setiap proses perkawinan terdapat sekitar 15 juta sel spermatozoid yang berkompetisi untuk membuahi satu sel telur. Ini berarti ketika terjadi pembuahan dalam proses perkawinan yang akhirnya menjadi cikal-bakal manusia, setiap insan telah mengalahkan kompetitor sebagai tidak pernah berhenti. Setelah kita hidup sebagai manusia, kita terus berkompetisi dimana pun juga, di sekolah, perguruan tinggi, masyarakat dan dunia kerja. Anak-anak dan remaja berkompetisi untuk mendapatkan sekolah atau perguruan tinggi terbaik dengan prestasi terbaik pula. Pun demikian di dunia kerja semua karyawan dan unit kerja saling berlomba untuk menghasilkan kinerja terbaik. Apakah ini salah? Tentu tidak. Seperti di awal tulisan, kita tercipta melalui proses kompetisi dan pemenanglah yang terpilih menjadi makhluk bernama manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fitrah kita adalah kompetisi dan takdir kita adalah sebagai pemenang. Bagaimana agama memandang kompetisi? Dalam perspektif Islam, kita diwajibkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan fastabiqul khoirot. Ibadah puasa Ramadhan misalnya, didesain Allah SWT sebagai ajang kompetisi untuk memilih orang-orang yang paling bertakwa diantara orang-orang beriman. Puasa Ramadhan adalah salah satu arena untuk menentukan orang-orang yang paling mulia disisi-Nya inna aqromakum 'indallohi atqokum.Untuk memenangkan sebuah kompetisi tentu tidak mudah dan perlu kerja keras. Kita harus selalu melakukan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan. Kita harus berlatih untuk untuk meningkatkan keterampilan. Kita pun harus terus memperbaiki diri dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Pendek kata kita tidak boleh berhenti!Seperti Sir Muhammad Iqbal penyair dan filsuf terkemuka Pakistan pernah menulis Berhenti, tak ada tempat di jalan ini Sikap lamban berarti mati Mereka yang bergerak, merekalah yang maju kemuka Mereka yang menunda, sejenak sekalipun pasti tergilasJadi, kita harus terus bergerak, jangan pernah berhenti agar takdir kita sebagai pemenang tidak pernah terkhianati. Lihat Humaniora Selengkapnya Jelaskanmakna kompetisi untuk mencapai kesuksesan hidup! Mengapa seseorang harus berani gagal untuk mencapai kesuksesan? Sebutkan hal-hal yang memengaruhi nilai-nilai kehidupan seseorang sejak kecil! Tulislah jawaban anda di buku catatan BK Selembar Kertas, lalu kirimkan foto jawaban anda ke link berikut pWlLGa.